Mohon tunggu...
Adrian Chandra Faradhipta
Adrian Chandra Faradhipta Mohon Tunggu... Lainnya - Praktisi pengadaan di industri migas global yang tinggal di Kuala Lumpur dan bekerja di salah satu perusahaan energi terintegrasi terbesar dunia.

Menggelitik cakrawala berpikir, menyentuh nurani yang berdesir__________________________ Semua tulisan dalam platform ini adalah pendapat pribadi terlepas dari pendapat perusahaan atau organisasi. Dilarang memuat ulang artikel untuk tujuan komersial tanpa persetujuan penulis.

Selanjutnya

Tutup

Politik Pilihan

Bumerang Sindiran Megawati terhadap Milenial

30 Oktober 2020   07:18 Diperbarui: 30 Oktober 2020   07:36 932
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi. Sumber: law-justice.co

Masih ada ribuan bahkan jutaan milenial lainnya yang telah berhasil mengharumkan nama Indonesia di berbagai kancah dunia belum lagi kontribusi mereka di bidang keahliannya masing-masing.

Saya menyayangkan sekali seorang ketua partai dapat secara sembrono mengkritik tanpa dasar dan data yang jelas hanya melihat satu peristiwa lalu semua dipukul rata, jikapun harus mengkritik harusnya dibuat proporsional bukan dengan nada merendahkan dan tidak sedap didengar.

Saya juga yakin dan percaya jika kami para generasi milenial diberikan masukan yang membangun dengan cara yang elegan dan tidak tendensius merendahkan kami akan menerimanya dengan lapang dada sebagai pelecut untuk koreksi dan upaya untuk memajukan bangsa.

Ilustrasi. Sumber: tirto.id
Ilustrasi. Sumber: tirto.id
PDIP Berisiko Kehilangan Suara Kaum Milenial

Narasi Bu Megawati terhadap generasi milenial tadi tentu akan membuat banyak generasi milenial yang akan semakin antipati dengan PDIP sebagai sebuah partai, bukan sebuah kebetulan jika nantinya pada pemilihan kepala daerah, pemilihan legislatif, serta pemilihan presiden banyak generasi milenial yang enggan untuk memilihi calon dari PDIP.

Ketika partai-partai lain berlomba mencari dukungan dari kaum milenial yang merupakan salah satu kelompok terbesar pemilih dalam pemilu Indonesia, PDIP melalui ketua umumnya justru semakin menjauhkan dirinya dari mereka.

Belum lagi jika mengingat bahwa tampuk kekuasaan sekarang yang dinilai milenial banyak kekurangan baik legislatif dan eksekutif didominasi oleh orang-orang PDIP, apalagi setelah setahun Jokowi Maruf memimpin Indonesia terus menerus dihantam berbagai cobaan dan juga perburukan di berbagai sektor.

Saya pribadi tidak memukul rata bahwa semua anggota PDIP buruk dan tidak merangkul milenial, namun narasi yang terus-terusan diungkapkan oleh ketua dan tokoh-tokoh di dalamnya saya yakini akan menggerus popularitas PDIP di mata milenial.

Hal tersebut tercermin dari banyaknya petisi maupun cuitan generasi milenial di media sosial yang resah dan menimbang untuk tidak memilih kader dan calon PDIP di masa-masa mendatang, mereka seakan jengah, marah, dan kecewa dengan tindak tanduk tokoh-tokoh di PDIP.

Ehm.. kita nantikan apakah PDIP akan tetap menjadi juara pemilu setelah sindiran ketua umumnya tadi?

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun