92 tahun lalu pada 28 Oktober 1928 berkumpulah utusan-utusan golongan pemuda dari seantero Indonesia.
Mereka berkumpul dengan tujuan dan semangat yang sama untuk menyatukan kekuatan mencari persamaan di tengah keberagaman dengan rasa senasib dan sepenanggungan. Mereka bersepakat untuk mengakui tumpah darah yang satu, bangsa yang satu serta bahasa yang satu yaitu Indonesia.
Peristiwa yang menjadi tonggak sejarah persatuan anak bangsa ini dalam meraih kemerdekaan ini justu terjadi jauh sebelum kemerdekaan dan proklamasi.
Jika tidak ada peristiwa ini mungkin saja kita masih terpetak-petakkan dalam ambisi kedaerahan serta melupakan cita-cita yang mulia kita untuk bersama memperjuangkan kemerdekaan.
Inilah peristiwwa yang dinamakan Sumpah Pemuda yang awalnya disebut sebagai Sumpah Setia.
Dengan jumlah penduduk dari kalangan pemuda (16-30 tahun) sekitar 64,19 juta (BPS, 2019) atau seperempat dari penduduk Indonesia, tentu menjadikan peran pemuda sangat signifikan bagi kemajuan dan pertumbuhan Indonesia.
Apalagi mengingat pada 2030-an Indonesia akan mendapatkan bonus demografi dimana jumlah penduduk dengan usia produktif akan jauh lebih besar dari penduduk yang non produktif tentu peran strategis mereka tidak semudah itu diabaikan begitu saja.
Namun, banyak juga pemuda yang sekarang bertanya-tanya bagaimana mereka memberikan kontribusi yang optimal bagi bangsa Indonesia meski di tengah kesibukan serta semua dilematika yang mereka hadapi saat ini apalagi jika dihadapkan dengan pertanyaan bagaiman memaknai hari Sumpah Pemuda yang kita peringati setiap tahunnya.
Berikut 4 cara yang dapat kita lakukan sebagai pemuda untuk berkontribusi bagi negara seiring dengan pemaknaan Hari Sumpah Pemuda.
Pertama adalah Menjadi Sukarelawan/Volunteer
Dengan menjadi sukarelawan kita belajar bagaimana untuk menjadi pemuda yang produktif namun dengan rasa kesetiakawanan sosial yang tinggi. Kita tidak terjebak dalam egoisme pribadi dan memupuk serta meraih prestasi pribadi, namun abai akan kondisi sekitar kita.
Selain itu juga menjadi sukarelawan tanpa disadari juga akan melatih diri kita dalam berorganisasi, siap untuk memimpin dan dipimpin serta serta juga pada akhirnya berperan serta bagi kemajuan bangsa Indonesia.
Sekarang semakin banyak platform yang bisa kita gunakan untuk menjadi sukarelawan semisal menjaid sukarelawan di kegiatan karang taruna atau kepanitiaan di kampung halaman kita, menjadi pengajar di 1000 guru, bergabung menjadi pendidik di Indonesia Mengajar, membantu penyelenggaraan acara-acara seperti SEA GAMES, ASIAN GAMES, dan lain sebagainya.
Paling penting menjadi relawan sebenarnya tidak butuh banyak modal, dengan kemauan dan tekad yang kuat insya Allah pasti ada jalan.
Kedua adalah Berpartisipasi dalam Kegiatan Amal
Kita tentu mengenal negeri kita sebagai negeri yang sangat dermawan bahkan kita sempat dijuluki sebagai negara paling dermawan se-dunia oleh lembaga amal Inggris, Charities Aid Foundation (CAF) pada 2018.
Saya secara pribadi melihat hal tersebut adalah bukan sebuah kejutan. Orang-orang Indonesia sejak dulu memiliki jiwa gotong royong dan kesetiakawanan sosial yang tinggi terbentuk dari akar budaya serta juga nilai-nilai sosial dan spiritualisme yang kita anut.
Bayangkan saja bagi umat Nasrani kita mengenal persepuluhan, di Islam kita mengenal konsep Zakat, Infaq, dan Sedekah, belum lagi di kepercayaan dan agama lainnya.
Di berbagai daerah masih sering kita temukan ketika ada keluarga meninggal ataupun terkena bencana akan banyak sanak famili serta handai taulan yang mengulurukan tangan, tak terkecuali untuk golongan pemudanya.
Saya pribadi masih sering menemukan anak muda yang tidak segan memberikan uang jajannya hanya untuk membantu fakir miskin yang berada di jalanan atau yayasan sosial. Apalagi di zaman sekarang yang semua sudah dapat dilakukan dengan gawai dan daring kegiatan sumbang menyumbang dapat dilakukan hanya dengan genggaman tangan.
Aplikasi crowd funding atau fundraising platform seperti kitabisa.com dapat menjadi pilihan anak muda untuk saling membantu sesama.
Membantu pengumpulan dana sumbangan dengan terjun ke lapangan dan dalam berbagai kegiatan sosial pun dapat dilakukan apalagi jika dikemas dengan kreatif dan unik tentu akan lebih banyak menghasilkan, siapa lagi yang dapat berbuat demikian jika tidak golongan pemuda Indonesia.
Ketiga Bergabung dalam Program Pertukaran (Exchange Program)
Demi membuka cakrawala berpikir kita mungkin kita jga perlu ntuk membuka wawasan dengan melakukan pertkaran pelajar atau pemuda di negeri seberang.
Dengan bergabung dalam pertukaran banyak manfaat yang tentu bisa kita dapatkan selain memperoleh berbagai pengalaman, menambah relasi, serta belajar tentang adaptasi dan bertukar pikiran kita juga sekaligus dapat menjadi duta pemuda Indonesia di negara orang.
Dari kita, rekan-rekan asing kita belajar bagaimana tentang manusia Indonesia serta keberagaman dan informasi menarik di dalamnya. Belum lagi jika dalam program pertukaran tersebut diisi oleh pemuda dari berbagai belahan dunia, akan semakin terbuka lebar kesempatan kita untuk mengenalkan Indonesia ke berbagai belahan dunia.
Jangan takut akan biaya serta tantangan yang akan dihadapi nantinya, sekarang sudah banyak sekali platform pertukaran yang dapat kita ikuti secara gratis bahkan didanai penuh semisal AFS, Program Pertukaran Pmeuda Indonesa Korea (PPIKor) atau IKYEP, SSEAYP, IMYEP, AIESEC, AIYEP, dan lain sebagainya. Meski persaingan untuk bergabung sangat ketat, namun bukan hal mustahil untuk dicapai.
Setelah bergabung dalam program pertukaran tersebut hidup saya seakan berubah, banyak hal yang saya pelajari dan dapat saya manfaatkan dalam kehidupan sehari-hari selain itu juga saya berkesempatan mengenalkan Indonesia ke berbagai rekan saya dari seluruh dunia. Sebuah bentuk kontribusi kecil saya bagi harumnya nama bangsa Indonesia.
Terakhir adalah Terus Berkreasi Dengan Segala Potensi yang Kita Miliki
Jika kalian suka menulis maka menjadilah penulis yang bermanfaat bagi para pembacanya serta mendukung gerakan literasi di Indonesia.
Jika kalin gemar melukis, maka melukislah hal-hal yang dapat membangkitkan semangat orang-orang yang melihatnya untuk terus berjuang bersama memajukan Indonesia.
Jika kalian pintar matematika, fisika, biologi dan lain sebagainya mengapa tidak berjuang mengharumkan nama bangsa Indonesia dalam olimpiade sains dunia.
Jika kalian pandai berpidato mengapa tidak membuat pidato yang dapat menggugah semangat kebangsaan kita sebagai satu Indonesia.
Banyak hal besar yang dapat terjadi dari peristiwa dan usaha kecil yang konsisten kita upayakan.Â
Bayangkan bagaimana Thomas Alva Edison dapat menemukan lampu pijar jika dia hanya berjuang sampai ratusan percobaan?
Bayangkan bagaimana kita akan mendengar karya-karya Beethoven yang magis, jika dia menyerah berkarya hanya karena kemampuan mendengarnya hilang?
Pada akhirnya tidak peduli sebagai siapa dan menjadi apa kita di masyarakat ini, yakinlah bahwa sebagai pemuda dengan ketulusan dan keinginan yang kuat kita serta usaha-usaha yang konsisten seperti tadi kita akan mampu menjadikan Indonesia sebagai negara yang maju dan disegani dunia dan sesungguhnya itulah pemaknaan akan Hari Sumpah Pemuda yang sebenarnya.
Selamat Hari Sumpah Pemuda!
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H