Mohon tunggu...
Adrian Chandra Faradhipta
Adrian Chandra Faradhipta Mohon Tunggu... Lainnya - Menggelitik cakrawala berpikir, menyentuh nurani yang berdesir

Praktisi rantai suplai dan pengadaan industri hulu migas Indonesia_______________________________________ One of Best Perwira Ksatriya (Agent of Change) Subholding Gas 2023____________________________________________ Praktisi Mengajar Kemendikbudristek 2022____________________________________________ Juara 3 Lomba Karya Jurnalistik Kategori Umum Tingkat Nasional SKK Migas 2021___________________________________________ Pembicara pengembangan diri, karier, rantai suplai hulu migas, TKDN, di berbagai forum dan kampus_________________________________________ *semua tulisan adalah pendapat pribadi terlepas dari pendapat perusahaan atau organisasi. Dilarang memuat ulang artikel untuk tujuan komersial tanpa persetujuan penulis.

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Artikel Utama

Ketiga Alasan Ini Buat Saya Tetap Ingin Jadi Warga Negara Indonesia

10 Oktober 2020   17:22 Diperbarui: 12 Oktober 2020   06:52 2236
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi. Sumber: boombastis.com

Ramai di lini masa sindiran warganet yang meluapkan kekesalan dan kekecewaan dengan kondisi Indonesia saat ini pasca pengesahan RUU Cipta Kerja dengan ide untuk pindah ke luar negeri menjadi warga negara lain.

Ini adalah puncak ekspresi mereka ketika negara sudah dikelola dan diarahkan oleh golongan yang hanya memedulikan kaum elit semata melupakan amanahnya untuk memperjuangkan kepentingan rakyat yang memilihnya.

Saya mengingat momen untuk ramai-ramai pindah warga negara ketika Donald Trump terpilih menjadi Presiden Amerika Serikat. 

Banyak masyarakat yang kecewa berat atas hasil pemilihan presiden Amerika Serikat ini melihat fakta bagaimana Trump yang memiliki rekam jejak yang kontroversial bisa terpilih menjadi presiden negara adikuasa.

Ternyata ini bukan hanya wacana melansir Republika ada sejumlah hampir 6.000 warga negara Amerika Serikat yang benar-benar mengganti kewarganegaraannya karena kecewa dengan Trump, yang terdekat mereka menyeberang menjadi warga negara Kanada. Lebih dari itu mereka bahkan memboyong keluarganya untuk tinggal di negara lain.

Ilustrasi. Sumber: dokumentasi pribadi
Ilustrasi. Sumber: dokumentasi pribadi
Di Indonesia sendiri gelombang influx orang-orang pindah keluar negeri pernah terjadi ketika krisis 1998, terutama mereka yang merupakan turunan warga Tionghoa. 

Mereka pindah karena alasan keamanan, karena ketika reformasi dan krisis moneter 1998 etnis Tionghoa menjadi sasaran membabi buta sebagian oknum yang memanfaatkan keadaan genting untuk menjarah, melakukan penganiayaan bahkan perkosaan kepada saudara-saudara kita keturunan Tionghoa.

Mereka banyak yang lari ke negara tetangga terutama Singapura bahkan banyak juga yang kembali ke tanah kelahiran leluhur mereka di Tiongkok. Banyak juga yang akhirnya enggan kembali ke Indonesia pasca reformasi mereka akhirnya menetap dan menjadi warga negara sana.

Ilustrasi. Sumber: dokumentasi pribadi
Ilustrasi. Sumber: dokumentasi pribadi
Terlepas dari itu semua saya pribadi tidak berkeinginan untuk melepas status warga negara Indonesia saya bagaimanapun keadaannya. Hidup dan insya Allah sampai mati saya jika Tuhan berkehendak maka akan berada di tanah air Indonesia.

Lalu apa alasan utama saya tetap memilih untuk memegang teguh status Warga Negara Indonesia saya bagaimanapun keadaaanya, berikut tiga alasan utamanya:

Alasan Pertama adalah Orang-orangnya

Ilustrasi. Sumber: dokumentasi pribadi
Ilustrasi. Sumber: dokumentasi pribadi
Sudah termasyhur bahwa negeri kita dihuni oleh orang-orang yang murah senyum dan marah dengan berbagai karakteristik yang beragam, namun justru menjadi kerinduan dan resep tersendiri dalam menghargai perbedaan.

Bayangkan saja ada menurut survei BPS tahun 2010 saja ada sekitar 1.331 kelompok suku di Indonesia dengan ratusan bahasa yang ada bagaiman beragamanya penduduk Indonesia.

Saya pribadi sangat menyukai berbagai macam ragam karakter yang ada di Indonesia.

Saya menyukai teman saya yang batak meski berbicara dengan nada tinggi namun hatinya luar biasa baik, di sisi lain saya menyukai rekan saya yang keturunan jawa dengan tutur kata yang lembut dan sopan santun yang luar biasa.

Saya juga tidak melupakan rekan saya dari Bali dengan logat balinya yang kental ketika berbicara bahasa Indonesia, begitupun dengan orang-orang yangluar biasa ramah saya temui di Gorontalo dan Lombok ketika saya berlibur.

Saya juga banyak belajar dari rekan saya yang keturunan Tionghoa dalam mengatur keuangan serta berbisnis ataupun dari Uda-uda rumah makan padang langganan saya yang kuat memegang prinsip agama dalam berbisnis.

Saya menyukai kerecehan warga negara Indonesia yang dapat tetap melucu meski di tengah masa genting seperti meme pedagang asongan yang nekat tetap berjualan ketika pihak kepolisian memburu teroris pengeboman Sarinah. 

Hal lainnya adalah kedermawanan dan sikap gotong royong bangsa kita ketika kita dilanda musibah seperti Tsunami di Aceh, Bom Bali, Gempa Yogyakarta dan lain sebagainya.

Saya juga banyak belajar dan bersyukur di tengah disparitas sosial yang terjadi di perkotaan, kesederhanaan dan nilai hidup di pedesaan, kegetiran di daerah terpencil dan terluar dan lain sebagainya

Saya tidak dapat menemukan kehangatan, keramahan dan kompleksitas khas Indonesia ini di luar negeri sekalipun di negara maju ketika saya pernah jalan-jalan ataupun bergabung dalam program pertukaran pemuda.

Hal inilah yang membuat saya selalu bangga untuk tetap menjadi warga negara Indonesia bagaimanapun keadaannya.

Alasan Kedua adalah Makanannya

Ilustrasi. Sumber: tribunkaltimwiki.tribunnews.com
Ilustrasi. Sumber: tribunkaltimwiki.tribunnews.com
Mungkin karena sedari kecil kita sudah mencecap berbagai macam ragam kuliner khas nusantara dengan rempah serta bumbu asli Indonesia sehingga ke manapun pergi makanan Indonesia adalah tertap menjadi pilihan utama.

Saya masih mengingat membawa rendang, abon, bon cabe, saos sambal, beserta bumbu masak Indonesia ketika ke luar negeri hanya karena lidah saya sepertinya tidak bisa dibohongi meski semahal apapun masakan di luar negeri dibandingkan dengan cita rasa masakan nusantara.

Rumah Makan Padang yang melegenda di seantero Indonesia nampaknya salah satu yang menyatukan kita. DNA rendang atau kaliyo yang dicampur nasi putih hangat serasa tidak ada lawannya.

Nongkrong di warung tegal, warung indomie, ataupun rumah makan serta restoran camilan khas Indonesia kerap menjadi pilihan pisang goreng, tahu isi, bakwan dan lain sebagainya seperti membawa kenangan akan rumah sendiri.

Dengan cerita itu lalu mengapa saya harus berpindah kewarganegaraan? Makanan nusantara sudah menjadi candu bagi lidah dan perut saya.

Alasan Ketiga adalah Cuacanya

Ilustrasi. Sumber: boombastis.com
Ilustrasi. Sumber: boombastis.com

Negeri empat musim memanglah cantik dapat membuat kita terkesima dengan berbagai kecantikan yang ditampilkannya, namun cuaca tropis dengan dua musim yaitu musim kering/kemara dan musim penghujan adalah yang paling cocok dengan tubuh saya.

Saya masih tidak dapat membayangkan menyetok berbagai macam perlengkapan serta pakaian yang mesti haru diganti setiap musimnya, sungguh merepotkan.

Di lain sisi, banyak tantangan yang harus kita hadapi ketika memiliki empat musim semisal menyiapkan pendingin dan penghangat ruangan, memikirkan jenis makanan ketika musim berganti terkait juga aneka ragam tumbuhan yang mungkin tidak mudah bertahan dalam empat musim tersebut.

Saya merasakan betapa menderita dan repotnya ketika musim dingin dan sedang berada di luar negeri, tangan dan kaki saya sempat kering sampai berdarah akibat suhu yang ekstrem. 

Berbeda di Indonesia meski musim hujan dan panas relatif dapat diantisipasi dengan payung dan perlengakapan sederhana ataupun obat-obatan sederhana seperti minyak kayu putih, tolak angin, tabir surya dan lain sebagainya.

Dengan kekayaan biodiversitas yang sangat beragam serta dilalui garis khatulistiwa dengan paparan matahari yang terus menerus sepanjang tahun menjadikan tanah di sebagian besar daerah Indonesia sangat subur, istilahnya kita tancapkan saja dahan maka dia akan tumbuh dengan sendirinya.

Saya meyakini masih banyak hal yang yang membuat saya cinta dengan Indonesia namun setidaknya tiga alasan tadi sudah cukup untuk membuat saya mempertahankan status saya sebagai Warga Negara Indonesia.

Berpindah kewarganegaraan hanya karena permasalahan politik dan kekecewaan dengan pemerintah saya pikir bukanlah keputusan yang bijak meski saya paham kejadian seperti tahun 1998 ataupun faktor-faktor personal seperti pernikahan dan lain sebagainya bisa menjadi alasan lainnya untuk berganti kewarganegaraan. 

Mestinya kita dapat menjadi bagian solusi dan mengusahakan perubahan di dalamnya bukan meninggalkannya.

Tetapi saya yakin siapapun mereka yang pernah tinggal dan menjadi warga negara Indonesia akan selalu rindu akan suasana kampung halaman di Indonesia. Orang-orang dengan beragama karakter dan budayanya, makanannya, cuacanya, dan unsur-unsur kehidupan di dalamnya.

Ketika berkunjung ke Istana Merdeka bersam kontingan Pertukaran Pemuda Indonesia Korea 2012. (Sumber: dokumentasi pribadi)
Ketika berkunjung ke Istana Merdeka bersam kontingan Pertukaran Pemuda Indonesia Korea 2012. (Sumber: dokumentasi pribadi)
Akhirnya izinkan saya menyitir lagu Tanah Airku dari Ibu Sud yang menggambarkan kecintaan kita pada tanah air Indonesia

Tanah air ku tidak kulupakan
Kan terkenang selama hidupku
Biarpun saya pergi jauh
Tidak kan hilang dari kalbu

Tanah ku yang kucintai
Engkau kuhargai

Walaupun banyak negeri kujalani
Yang masyhur permai dikata orang
Tetapi kampung dan rumahku
Di sanalah ku rasa senang

Tanah ku tak kulupakan
Engkau kubanggakan
Tanah ku yang kucintai
Engkau kuhargai

Mari kita doakan yang terbaik untuk tanah air tercinta, Indonesia!

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun