Hal inilah yang membuat saya selalu bangga untuk tetap menjadi warga negara Indonesia bagaimanapun keadaannya.
Alasan Kedua adalah Makanannya
Saya masih mengingat membawa rendang, abon, bon cabe, saos sambal, beserta bumbu masak Indonesia ketika ke luar negeri hanya karena lidah saya sepertinya tidak bisa dibohongi meski semahal apapun masakan di luar negeri dibandingkan dengan cita rasa masakan nusantara.
Rumah Makan Padang yang melegenda di seantero Indonesia nampaknya salah satu yang menyatukan kita. DNA rendang atau kaliyo yang dicampur nasi putih hangat serasa tidak ada lawannya.
Nongkrong di warung tegal, warung indomie, ataupun rumah makan serta restoran camilan khas Indonesia kerap menjadi pilihan pisang goreng, tahu isi, bakwan dan lain sebagainya seperti membawa kenangan akan rumah sendiri.
Dengan cerita itu lalu mengapa saya harus berpindah kewarganegaraan? Makanan nusantara sudah menjadi candu bagi lidah dan perut saya.
Alasan Ketiga adalah Cuacanya
Negeri empat musim memanglah cantik dapat membuat kita terkesima dengan berbagai kecantikan yang ditampilkannya, namun cuaca tropis dengan dua musim yaitu musim kering/kemara dan musim penghujan adalah yang paling cocok dengan tubuh saya.
Saya masih tidak dapat membayangkan menyetok berbagai macam perlengkapan serta pakaian yang mesti haru diganti setiap musimnya, sungguh merepotkan.