Mohon tunggu...
Adrian Chandra Faradhipta
Adrian Chandra Faradhipta Mohon Tunggu... Lainnya - Praktisi pengadaan di industri migas global yang tinggal di Kuala Lumpur dan bekerja di salah satu perusahaan energi terintegrasi terbesar dunia.

Menggelitik cakrawala berpikir, menyentuh nurani yang berdesir__________________________ Semua tulisan dalam platform ini adalah pendapat pribadi terlepas dari pendapat perusahaan atau organisasi. Dilarang memuat ulang artikel untuk tujuan komersial tanpa persetujuan penulis.

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Puisi: Berbalik Badan

9 Oktober 2020   06:45 Diperbarui: 9 Oktober 2020   07:12 321
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi. Sumber: dokumentasi pribadi.

Nyonya dan Tuan di Senayan
Aku ingin bertanya
Apakah kalian senang melihat rakyat berteriak dan turun ke jalan karena mereka jengah dengan ketidakadilan yang kalian lakukan?
Apakah kalian bahagia ketika aparat dan rakyat dihadap-hadapkan hanya karena kalian enggan untuk mendengarkan?
Adakah sedikit saja hati kalian terketuk untuk untuk mengingat kembali sumpah atas nama Tuhan yang pernah kalian ucapkan?
Akankah kalian berhenti untuk menyembunyikan diri karena takut akan kritik dan diselimuti ketidakpedulian?

Nyonya dan Tuan di istana
Apakah sesulit itu menemui rakyatmu yang sudah terlanjur kecewa?
Apakah singgasana dan fasilitas negera yang kalian dapatkan dari pajak rakyat telah membuat kalian lupa?
Apakah janji-janji kalian semasa kampanye adalah bualan semata?
Adakah nurani kalian berontak ketika melihat rakyatmu sengsara?
Akankah kalian berkontemplasi bahwa negeri ini tidak sedang baik-baik saja?

Ya, benar yang kalian lakukan hanyalah berbalik badan
Memalingkan muka atas keadaan
Berkacak pinggang atas nama kekuasaan

Tetapi ingatlah wahai Nyonya dan Tuan!
Apa yang kalian lakukan tidak ada sedikitpun yang akan lepas dari pertanggungjawaban di hadapan Tuhan
Kezaliman dan kesewenang-wenangan pasti akan tumbang meski dengan perjuangan

Tak akan ada yang abadi sekalipun kekuasaan
Tak akan ada yang kekal termasuk ketidakadilan

Kutuliskan atas nama perjuangan
Parongpong, 9 Oktober 2020

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun