Mohon tunggu...
Adrian Chandra Faradhipta
Adrian Chandra Faradhipta Mohon Tunggu... Lainnya - Praktisi pengadaan di industri migas global yang tinggal di Kuala Lumpur dan bekerja di salah satu perusahaan energi terintegrasi terbesar dunia.

Menggelitik cakrawala berpikir, menyentuh nurani yang berdesir__________________________ Semua tulisan dalam platform ini adalah pendapat pribadi terlepas dari pendapat perusahaan atau organisasi. Dilarang memuat ulang artikel untuk tujuan komersial tanpa persetujuan penulis.

Selanjutnya

Tutup

Money Artikel Utama

4 Tips Menghadapi Resesi Ekonomi

24 September 2020   10:44 Diperbarui: 24 September 2020   20:02 1069
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi. Sumber: thesmallbusinesssite.co.za

Ada tips yang bisa kita terapkan dalam memilah dan memilih daftar kebutuhan kita. Dalam dunia decision making atau pembuatan keputusan kita mengenal istilah musts and wants. 

Dimana yang termasuk kategori must adalah kebutuhan yang mendesak dan tidak dapat ditunda dan jika ditunda dapat berdampak besar bagi kita semisal adalah bahan pokok makanan di rumah, dimana ketika kita tidak dapat memenuhi bahan pokok makanan semisal sembako seperti beras, minyak goreng, garam, gula, sayur mayur dan sebagainya maka akan berkonsekunesi besar bagi kesehatan kita lebih-lebih di masa pandemi saat ini yang menuntut kita untuk mengonsumsi makanan bernutrisi tinggi guna menjaga daya tahan tubuh kita.

Sedangkan wants adalah daftar kebutuhan kita yang tidak mendesak dan mungkin saja penting namun tidak harus dipenuhi saat ini juga semisal membeli pakaian baru, bisa jadi kita butuh namun tidak mendesak untuk kita penuhi.

Untuk daftar kebutuhan ini sendiri kita juga perlu membandingkannya satu sama lain untuk melihat skala prioritasnya.

Semisal, apakah membeli kendaraan baru lebih penting dari membeli kebutuhan alat masak yang sudah tua? Atau membeli stok masker kain yang kelima lebih penting dibanding membeli pakaian baru? Ataukah mereka bisa ditunda untuk beberapa waktu atau bahkan tidak untuk dibeli sama sekali? Ataukah lebih penting untuk menyiapkan dana darurat untuk saat ini?

Ilustrasi. Sumber: cekaja.com
Ilustrasi. Sumber: cekaja.com
Ketiga Optimalkan Dana Darurat.

Dana darurat adalah dana yang telah kita persiapkan untuk memenuhi keadaan darurat semisal ada kejadian dan momen yang mengharuskan kita mengeluarkan dan berlebih.

Di masa pandemi kali ini jika kita masih bekerja maka ada baiknya menyiapkan dana darurat lebih banyak dari biasanya dengan menyisihkan dari penghasilan kita dan mengorbankan kebutuhan sekunder dan tersier kita.

Jika sebagian orang menilai dana darurat dengan hitungan 3 kali kebutuhan bulanan maka di masa riskan saat ini ada baiknya menggandakannya semisal 6 kali kebutuhan bulanan. Sehingga jika sesuatu terjadi semisal kita diistirahatkan dari tempat kerja kita maka selain pesangon kita masih memiliki dana darurat yang dapat kita pakai untuk membuat usaha baru misalnya atau memenuhi kebutuhan selama pencarian lowongan kerja baru.

Disarankan juga dana darurat adalah dana yang likuiditasnya tinggi dan mudah kita cairkan sewaktu-waktu bentuk uang cash atau tabungan di bank yang dapat kita ambil setiap saat adalah yang terbaik, namun opsi seperti emas atau perhiasaan yang mudah kita jual juga bisa menjadi pilihan lainnya.

Mengalihkan dana darurat dalam bentuk saham ataupun reksadana yang berjangka waktu tertentu dan tidak semudah itu dicairkan apalagi dengan pertofolio risiko tinggi perlu untuk dihindari di masa dengan ketidakpastian tinggi seperti saat ini.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Money Selengkapnya
Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun