Pariwisata adalah salah satu sektor yang paling terdampak selama pandemi Covid-19. Saat ini setidaknya sudah lebih dari empat bulan sejak dilakukan kebijakan untuk pembatasan mobilitas dari berbagai sisi diterapkan di Indonesia. Hal ini tentu membuat sektor pariwisata di Indonesia morat-marit.
Melansir VOA Indonesia (09/05/2020) total kunjungan wisatawan ke Indonesia periode Januari sampai Maret hanya mencapai 2,61 juta orang atau turun drastis 30,62 persen dibandingkan periode yang sama tahun 2019 yaitu 3,76 juta orang.Â
Jika melihat data pada bulan-bulan selanjutnya sampai saat ini penurunan bisa mencapai lebih dari 60% secara total. Kerugian dari sektor pariwisata sampai Mei 2020 saja diprediksi sudah mencapai Rp 60 triliun belum lagi dampak turunannya seperti PHK bagi para pekerja di industri Pariwisata.
Bali yang menjadi sentra pariwisata terbesar di Indonesia merasakan betul dampak pandemi ini, karena 60% lebih Pendapatan Asli Daerah (PAD) Bali bergantung pada sektor pariwisata.
Guna mencari solusi agar roda perekonomian tetap dapat berjalan dan memberikan penghidupan bagi banyak orang di sektor pariwisata, pemerintah mulai membuka berbagai destinasi wisata yang memenuhi kriteria khusus serta menerapkan standar dan protokol kesehatan yang ketat, meski dalam penerapannya masih membutuhkan banyak perbaikan dan juga evaluasi secara terus menerus
Di sisi lain, masyarakat yang sudah merasa bosan karena berbulan-bulan berdiam diri di rumah tentu menantikan untuk segera berwisata secara aman bersama keluarga meski di tengah pandemi.Â
Namun, tidak semua destinasi wisata dinilai cukup aman bagi kita untuk segera dilakukan karena berbagai faktor pertimbangan seperti kepadatan objek wisata, potensi transmisi lokal, sirkulasi udara yang tidak terjaga dan lain sebagainya.
Nah 3 alternatif liburan ini dapat menjadi opsi dan pertimbangan selama Adaptasi Kebiasaan Baru (AKB).
Staycation berasal dari kata Stay (Tinggal) dan Vacation (Liburan) jika disingkat menjadi Staycation. Staycation sendiri adalah sebuah aktivitas alternatif liburan dimana seseorang atau bersama keluarga dan teman tinggal di suatu tempat seperti hotel, resort atau penginapan dan melakukan aktivitas liburan hanya di tempat tersebut.
Biasanya tempat untuk melakukan staycation memiliki fasilitas lengkap untuk menunjang aktivitas alternatif liburan kita seperti pemandangan yang bagus, tempat makan yang representatif, serta fasilitas hiburan penunjang lainnya sehingga kita tidak merasa bosan berada di sana.
Staycation bisa menjadi alternatif berwisata selama Adapatasi Kebiasaan Baru ini karena kegiatan kita hanya berada di suatu area tertentu saja yang minim interaksi dengan dunia luar. Selain itu juga hotel, resort atau tempat penginapan lainnya juga banyak yang sudah menerapkan standar kesehatan dan higienitas yang ketat guna menekan potensi penularan Covid-19 bahkan lalu lalang pengunjung dan barang pun diseleksi dengan standar kesehatan yang berlaku.
Namun ingat sebagai calon pengunjung juga tetap harus menyeleksi secara tepat tujuan staycation kita. Beberapa informasi seperti berada di zona hijau atau tidaknya tempat tersebut, prosedur dan kebijakan standar kesehatan yang diterapkan selama berada di lingkungan tempat menginap, serta fasilitas hiburan dan kesehatan penunjang.
Mengunjungi Taman Suaka Margasatwa, Danau, Gunung dan berbagai wisata alam terbuka lainnya dapat menjadi alternatif lain bagi kita selama periode AKB ini. Namun, pemilihan objek wisata tetap harus mempertimbangkan kepadatan pengunjung, standar protokol kesehatan yang diterapkan, dan hal-hal lain terkait penjaminan pihak pengelola terhadap kesehatan pengunjung.
Alternatif liburan ini dapat dipilih karena dilakukan di luar ruangan yang memiliki sirkulasi serta minim risiko penularan Covid-19. Di sisi lain, wisata alam terbuka sangat membantu kita untuk menghilangkan penat karena lama berdiam diri di dalam rumah selama pandemi terjadi. Wisata ini juga cocok dilakukan bersama anggota keluarga lainnya.
Namun, ingat harus tetap berhati-hati juga jika menggunakan fasilitas umum yang ada di tempat wisata seperti restoran, toilet, dan lain sebagainya yang memiliki risiko paparan virus Covid-19. Usahakan jika hanya berkunjung sebentar untuk membawa makanan dan alat makan sendiri.Â
Ketika terpaksa harus menggunakan toilet misalnya jangan lupa menyemprotkan disinfektan di gagang pintu serta menggunakan alat kebersihan pribadi. Menjaga jarak dengan pengunjung lain dan mengenakan masker dan face shield jika diperlukan.
Kebun binatang, taman publik atau objek wisata yang cenderung padat pengunjung atau semi tertutup  tidak termasuk dalam pemilihan ini karena potensi penularan virus akan menjadi tinggi.
Bagi yang masih berada di zona merah ataupun memiliki penyakit bawaan serta risiko penularan bahkan yang ternyata divonis positif dan melakukan karantina mandiri ataupun fasilitas kesehatan terkait masih dapat berkunjung dan melihat berbagai objek di tempat wisata tersebut secara virtual.
Semasa pandemi ini banyak objek wisata yang menyediakan virtual tour secara gratis bahkan bagi para pengunjung setianya yang ingin merasakan sensasi berkunjung ke tempat wisata tersebut, namun tidak dapat hadir secara fisik ataupun tempat wisata masih ditutup dan dibatasi karena kebijakan pemerintah. Lebih penting adalah risiko penularan Covid-19 jika melakukan virtual tour adalah NOL karena kita tidak hadir secara fisik ke tempat tersebut.
Kebun Binatang Ragunan misalnya menyiarkan tour di dalam kompleks kebun binatang secara langsung melalui Instagram Live melalui Instagram resminya. Tak ketinggalan berbagai museum besar d seluruh dunia pun banyak juga yang menyediakan 360 degree reality virtual tour melalui laman resmi mereka agar para pengunjung dapat menikmati barang koleksi museum secara virtual. Â Â
Untuk mencari berbagai objek wisata yang menyediakan virtual tour kita langsung dapat mencari melalui laman pencarian google atau mengunjungi laman resmi atau akun media sosial resmi dari objek wisata tersebut.
Meski sudah masuk pada masa Adaptasi Kebiasaan Baru dan berbagai objek wisata sudah dibuka, kita tetap harus mengutamakan kesehatan sebagai prioritas utama kita. Perlu kejelian dan kehati-hatian dalam memilih objek wisata yang akan kita kunjungi. Disiplin pribadi dalam menerapkan protokol kesehatan adalah hal mutlak yang harus kita lakukan.
Semoga ketiga opsi diatas dapat menjadi referensi bagi kita dalam mencari alternatif liburan yang aman dan nyaman bagi kita dan keluarga.
Stay safe and healthy!
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H