Di Pulau Peucang kami juga menyempatkan untuk ber-snorkeling ria menikmati karang-karang dan ikan-ikan kecil yang berkeliaran di perairan dekat pantai. Sesi foto-foto di sekitar Pulau Peucang pun sudah seperti meu wajib bagi para pengunjung seperti kami. Banyak sekali spot foto yang instagrammable dan cantik untuk diabadikan.
Saya sempat harus membayangkan bagaimana jika kapal ini kandas ataupun tenggelam dan saya bukanlah seorang yang mahir berenang dan memikirkan skenario serta pelajaran basic sea survival yang pernah saya dapatkan.
Alhamdulillah setelah beberapa jam kami diterpa cuaca buruk serta ombak tinggi kami sampai di Pulau Handeuleum, lalu segera kami mendirikan tendak dan makann malam serta beristirahat.
Keesokan harinya jadwalnya adalah kami menelusuri Muara Sungai Cigenter dengan bersampan. Lokasinya sendiri sebenarnya masih dalam Pulau Handeuleum sendiri sehingga menuju ke lokasi muara tidak jauh dan tidak memakan waktu yang banyak.
Setelah beberapa jam menulusuri Sungai Cigenter kami pun kembali menumpangi kapal untuk menuju dermaga di Desa Sumur. Sesampainya di sana kami bersih-bersih, mandi, istirahat, salat dan makan. Setelah itu kami pun melanjutkan menumpangi bus travel menuju kembali ke Jakarta, tentunya dengan hati yang puas dan riang gembira.Â
Ah rasanya perjalanan terlalu singkat kala itu, namun apa daya senin-nya kami harus sudah masuk kerja kembali.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H