Setiap tahun ketika Idul Fitri, saya beserta istri dan anak saya biasanya akan pulang ke kampung halaman  di Muaradua, Ogan Komering Ulu Selatan (OKU Selatan), Sumatera Selatan. Hal yang rutin kami lakukan ketika mudik salah satunya adalah mengunjungi Kawasan Wisata Danau Ranau yang berjarak sekitar 2 jam dari Ibukota Kabupaten OKU Selatan, Muaradua. Namun, sayangnya tahun ini rencana mudik harus kami tunda karena pandemi Virus Corona.
Biasanya jika ke Danau Ranau kami akan mengawali perjalanan pada pagi hari sekitar pukul 09.00 Sepanjang perjalanan kita akan melewati pemandangan yang cantik dan indah dari rangkaian bukit-bukit yang berwarna hijau yang masih masuk dalam rangkaian Taman Nasional Bukit Barisan.Â
Tidak jarang juga kita akan menemukan fauna khas Sumatera seperti Siamang, berbagai macam jenis burung, bahkan pernah juga kami menemukan ular melintas menyeberangi jalanan. Dijamin sangat menyenangkan dan tidak akan bosan selama perjalanan.
Cukup membayar sekitar 10rb/orang kita sudah dapat memasuki kawasan Vila Pusri. Kami memilih kawasan Villa Pusri karena pemandangannya yang menghadap langsung ke Gunung Seminung yang cantik dan gagah.Â
Selain itu, jika berminat kita dapat langsung memesan perahu di dermaga Villa Pusri untuk menyeberang ke Pemandian Air Panas Danau Ranau yang airnya bersumber langsung dari mata air di kaki Gunung Seminung dengan kandungan belerang yang dipercaya dapat membantu menyembuhkan berbagai macam penyakit kulit.
Selesai bersantai di Villa Pusri kami biasanya akan mencari tempat makan di sekitar tepian Danau Ranau. Kita dapat memilihi banyak penjual makanan di sekitar tepian Danau Ranau.Â
Beberapa di antaranya adalah di sekitar Dermaga Danau Ranau atau yang berada di dekat aliran irigasi ataupun di Water Boom Danau Ranau. Menu khas di daerah Danau Ranau adalah Ikan Bakar Mujaer endemik Danau Ranau.Â
Ikan Mujaer di Danau Ranau dikenal memiliki rasa yang lebih gurih dengan warna kulit yang lebih hitam dibandingkan Ikan Mujaer pada umumnya. Ikan-ikan Mujaer pun diperoleh langsung dari hasil menjaring nelayan setempat di Danau Ranau.Â
Selain Ikan Mujaer Bakar ada juga menu Borgibor yang merupakan sejenis sop yang bumbu dasarnya berasal dari Tempoyak hasil fermentasi durian. Rasanya sangat gurih dan pas disajikan dengan Ikan Mujaer Bakar.
Namun, tidak disarankan untuk mandi di kawasan air terjun ini karena sering jika terjadi hujan di hulu air terjun debit air akan meningkat cepat dan dapat berpotensi menghanyutkan para pelancong yang sedang mandi di kawasan ini.
Tepat di seberang Air Subik Tuha kita akan menemukan hamparan sawah yang cantik dengan latar belakang Gunung Seming serta pondok tua di tengahnya. Sangat instagenic untuk menjadi latar foto bersama keluarga.
Untuk Arung Jeram di Ranau Rafting, anda perlu melakukan pemesanan beberapa hari sebelumnya dikarenakan penyelenggara perlu memeriksa jadwal dan kuota yang tersedia pada hari tersebut.
Arung jeram di Ranau Rafting terkenal merupakan arung jeram dengan pemandangan yang sangat indah dengan latar sawah, gunung dan bebatuan besar serta aliran air yang jernih sepanjang tahun. Aliran air konstan tidak pernah berwarna cokelat meski terjadi hujan lebat dan debit air meningkat. Secara pribadi saya dapat mengatakan Ranau Rafting merupakan salah satu arung jeram dengan pemandangan tercantik di Indonesia.
Jika beruntung kita mungkin juga dapat melihat berbagai macam acara adat yang diselenggarakan oleh masyarakat Suku Ranau seperti Aban Gemiser, upacara arakan penyambutan tamu agung ataupun upacara pernikahan Adat Ranau yang semarak, paling terkenal adalah Festival Danau Ranau yang diisi oleh berbagai macam penampilan kesenian dan kerajinan khas Ranau bahkan Sumatera Selatan. Biasanya diselenggarakan pada akhir atau awal tahun.
telah tayang di detik.com.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H