Mohon tunggu...
Adrian Chandra Faradhipta
Adrian Chandra Faradhipta Mohon Tunggu... Lainnya - Praktisi pengadaan di industri migas global yang tinggal di Kuala Lumpur dan bekerja di salah satu perusahaan energi terintegrasi terbesar dunia.

Menggelitik cakrawala berpikir, menyentuh nurani yang berdesir__________________________ Semua tulisan dalam platform ini adalah pendapat pribadi terlepas dari pendapat perusahaan atau organisasi. Dilarang memuat ulang artikel untuk tujuan komersial tanpa persetujuan penulis.

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Camkan!

24 September 2019   07:02 Diperbarui: 24 September 2019   07:13 59
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Terkesiap menyaksikan jerebu menutup langit
Sementara dia (mungkin) berusaha, namun terdiam di hadapan mereka yang berduit
Terkesima menyaksikan permainan di senayan memberangus pemberantasan rasuah
Sementara mereka (mungkin) berjuang, namun takluk di depan segelintir politikus sampah

Dia dan mereka bisa memilih untuk tidak diam dalam kebisuan
Layaknya aku dan kamu dapat memilih untuk bersuara ketika marajalelanya ketidakadilan

Aku menaruh hormat kepada mereka yang menempuh jalan perjuangan
Mereka yang belajar dan dicurahi ilmu pengetahuan
Mereka tahu hakikatnya ilmu adalah untuk dibagikan dan untuk menegakkan keadilan
Bukan hanya diam membisu ketika terjadi kesewenang-wenangan

Aku menaruh hormat kepada mereka yang tidak hanya diam meski hanya menyebarkan berita dan opini terhadap kepalsuan dan penyalahgunaan kekuasaan

Aku juga tetap hormat kepada yang mungkin memilih diam meski di dalam lubuk hatinya yang dalam mereka berteriak lantang atas kesenjangan
Mereka juga korban dalam sistem yang membungkam kemerdekaan atas nama jabatan, keluarga dan mungkin kelangsungan hidup di masa depan

Namun, bagi mereka yang berlagak diam atau mungkin menafikkan keadaan
Bersungut-sungut menghindar karena kepentingan dan kemunafikkan
Atau mungkin menjadi bagian di dalam lingkaran ketidakpedulian dan permainan

Satu pesanku....
Camkan!!!
Waktu akan membuktikan bahwa Tuhan dan rakyat tidak akan pernah dapat dibungkam, karena mereka tak akan pernah buta meski di dalam kegelapan

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun