Tersebutlah sebuah negeri yang dahulunya kaya, makmur, aman dan sentosa
Tidak heran setiap hari embun tebal yang menyegarkan menyeruak dari hutan hijau tropis nan kaya
Burung-burung bersahutan dengan penuh suka cita
Penduduknya pun mengawali harinya riang gembira
Sebuah definisi hakiki dari Zamrud Khatulistiwa
Konon dahulu penguasa negeri itu adalah seorang yang alim lagi bijaksana
Punggawanya pun amanah dan selalu menunaikan janjinya
Rakyatnya pun patuh dan tunduk atas perintah dan bimbingan penguasanya
Di zaman itu
Kau mungkin bingung membedakan siapa penguasa dan siapa rakyat jelata
Mereka sama-sama terlihat bahagia dan sejahtera
Sejumput senyum kerap menghiasi paras-paras bahagia mereka
Merona memancarkan cahaya cinta
Namun....
Semua itu hanyalah masa lalu yang melegenda
Sekarang negeri itu sakit, tercekik asap dan jerebu hasil ketamakan para oportunis yang menghalalkan segala cara demi meraih tujuannya
Hutan-hutan menghitam terpanggang bersama para penghuninya
Bahkan negeri tetangga pun dibuat resah oleh kumpul asap yang sangat sulit dibendung pergerakannya
Celakanya penguasanya seakan lupa dengan amanah dan janji-janji perjuangannya
Lebih jauh negeri itupun seolah tak berdaya atas kekuatan busuk para penguasanya
Pimpinan mereka layaknya boneka yang hanya dapat berbicara jika tuan-nya memencet tombol di belakangnya
Mereka takut dan bingung ketika dihadapkan pada dilema politik yang mengancam langgengnya kekuasaan mereka
Mereka lemah ketika dihadapkan pada pilihan antara kuasa dan kepentingan rakyatnya
Seolah tidak cukup, rakyat dipaksa menjadi saksi ketika pada dini hari menyaksikan penguasa dan punggawanya bersekongkol untuk semakin membuka keran ketamakan di negeri yang sedang merana
Tidak hanya itu, rakyat sekarang dengan mudahnya diadu domba
Dipecahbelah hanya karena berbeda
Disulut emosi karena informasi yang salah dan mengada-ada
Dihantam kesulitan berbagai rupa
Ya
Kehancuran mungkin mulai nyata, namun cinta dan pengharapan pada Tuhan kekal adanya
Pantang untuk berputus asa
Pantang untuk tidak memperjuangkannya
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H