Bagaimana jika jalur keluar tertutup timbunan bangunan? Bagaimana jika kita tertimpa reruntuhan? Hal-hal semacam itu perlu kita ketahui dengan mencari berbagai sumber sahih dan terpercaya serta lebih penting dipraktikan dalam kehidupan sehari-hari.
Pengalaman pribadi saya tentang P3K di rumah adalah ketika istri saya pernah terkena air panas ketika memasak. Masih banyak dari kita yang salah tentang penanganan tentang terkena air panas maupun terbakar.Â
Banyak yang menggunakan pasta gigi untuk mengatasi rasa terbakar karena air panas. Padahal penggunaan pasta gigi dapat memperburuk keadaan dan bahkan menyebabkan infeksi pada luka bakar.Â
Harusnya jika terkena air panas kita perlu mendinginkan area yang terkena dengan air mengalir untuk beberapa waktu. Semakin tinggi derajat panasnya serta areanya maka semakin lama juga kita untuk mendinginkannya dengan air. Perlu juga kita menyingkirkan barang-barang lain yang berpotensi melengket ke kulit karena lelehan panasnya. Semisal pakaian dan sebagainya.Â
Barulah setelah dingin kita segera ke fasilitas medis terdekat untuk mendapatkan pertolongan. Namun jika kita memiliki peralatan dan pengetahuan lebih dalam mungkin kita bisa mengondisikan terlebih dahulu agar luka bakar tidak bertambah parah.
Di lain waktu istri saya pernah teriris tangannya oleh pisau dengan cukup dalam. Darahnya mengalir dengan deras. Tindakan pertama yang saya lakukan adalah mencuci tangan istri saya dengan air mengalir lalu menekan aliran darah agar darah tidak mengalir lebih deras, lalu meninggikan posisi tangan istri saya ke atas di atas jantung, agar darah tidak mengalir terlalu deras setelahnya barulah saya memberikan antiseptik untuk membersihkan luka dan membalut lukanya.
Ketika gempa juga melanda Bandung dua tahun lalu ketika malam hari, kami pun langsung sigap dapat mengamankan diri keluar rumah mencari posisi yang jauh dari gedung ke tempat assembly point di kompleks.
Kesemua tips diatas adalah langkah awal bagi kita untuk menyiapkan diri kita dalam kesiapsiagaan bencana yang mungkin terjadi. kunci utamanya adalah kita harus terus meningkatkan kapasitas dan pengetahuan kita tentang kesiapsiagaan bencana.Â
Karena, jika melihat fakta bahwa potensi gempa mega thrust, sesar lembang, tanah longsor, kebakaran, tsunami dan lain sebagainya sangat mungkin terjadi di Indonesia pada khususnya yang masuk pada rangkaian ring of fire.Â
Jika tidak menyiapkan diri kita dan keluarga kita, maka siapa lagi? Sudah saatnya kita makin peduli dan membekali diri atas kesiapsiagaan atas kegawatdaruratan dan bencana yang terjadi.
Selamat Belajar