Mohon tunggu...
Adrian Chandra Faradhipta
Adrian Chandra Faradhipta Mohon Tunggu... Lainnya - Praktisi pengadaan di industri migas global yang tinggal di Kuala Lumpur dan bekerja di salah satu perusahaan energi terintegrasi terbesar dunia.

Menggelitik cakrawala berpikir, menyentuh nurani yang berdesir__________________________ Semua tulisan dalam platform ini adalah pendapat pribadi terlepas dari pendapat perusahaan atau organisasi. Dilarang memuat ulang artikel untuk tujuan komersial tanpa persetujuan penulis.

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Drama Pemadaman Listrik Secara Masif oleh PLN

6 Agustus 2019   11:14 Diperbarui: 6 Agustus 2019   16:25 311
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber: Republika.co.id

Padamnya listrik di area Jabodetabek dan beberapa daerah Jawa Tengah dan Jawa Barat tak pelak membuat hampir seluruh masyarakat kecewa akan pelayanan yang diberikan oleh PLN. Terlebih setelah mendengar dan melihat secara langsung penjelasan oleh manajemen PLN yang menyatakan adanya kerusakan transmisi di dua lokasi di Pemalang dan Ungaran yang mengakibatkan transfer energi dari wilayah timur ke barat pulau jawa. 

Kerusakan ini akhirnya diikuti dengan adanya trip (terlepasnya jaringan) di seluruh pembangkit di sisi tengah dan barat Jawa. Di samping itu juga yang menambah heran adalah pemadaman ini tidak dapat ditanggulangi secara cepat, dibutuhkan hampir 10 jam untuk menghidupkan kembali listrik di beberapa lokasi akibat Gas Turbin satu sampai dengan Enam Suralaya mengalami gangguan. Sedangkan Gas Turbin tujuh dalam posisi mati. Hal yang lebih mencengangkan lagi adalah adanya dugaan tumbuhnya pepohonan sengon yang terlalu tinggi dan mengakibatkan lompatan listrik pada jaringan yang melalui pepohonan tersebut.

Manajemen Risiko yang Buruk

Adalah tugas dari PLN untuk terus melakukan perawatan serta pemetaan risiko secara kredibel, akuntabel, serta berkelanjutan. Fakta adanya kerusakan transmisi di dua tempat berbeda di waktu yang sama dan diikuti oleh minimnya contingency plan serta lamanya penanganan oleh PLN semakin mendukung fakta bahwa PLN memilki kualitas manajemen risiko yang buruk. 

Padahal jika menilik kebelakang kita mengetahui bahwa kasus pemadaman di Pulau Jawa dan Bali bukan kali ini saja terjadi, menilik arsip Harian Kompas (19 Agustus 2005), misalnya, gangguan sistem interkoneksi Jawa-Bali pernah terjadi pada, 13 April 2019, 19 Februari 1999, 8 Mei 2000, 12 September 2002, dan 18 Agustus 2005. 

Dari semua kejadian tersebut, PLN harusnya dapat menyusun investigasi yang komprehensif dan menjadikannya pembelajaran ke depannya sekaligus memastikan pemetaan risiko lebih komprehensif lagi disertai dengan contingency plan yang lebih mumpuni. Pembelajaran kasus-kasus serupa di berbagai negara layaknya juga perlu dilakukan sebagai penambah wawasan manajemen risiko di tubuh PLN.

Di samping itu, santer terdengar juga isu tentang apakah semua hal ini terkait juga adanya dugaan PLN untuk melakukan penghematan secara masif termasuk menyentuh ranah yang paling krusial juga dalam perawatan dan perbaikan jaringan PLN, hanya demi untuk menaikan laba perusahaan ataupun proyek "bancakan" beberapa oknum di dalam tubuh PLN seperti yang diungkapkan oleh Poyuono,  Ketua Umum Federasi Serikat Pekerja BUMN Bersatu, Arif Pouyono dalam rilis yang diterima Tirto, Senin (5/8/2019). 

Isu ini tentu tak dapat dihindari karena melihat fakta bahwa Direktur PLN sebelumnya, Sofyan Basir yang belakangan ditetapkan sebagai tersangka proyek PLTU Riau-1 belum lagi para pejabat teras PLN lainnya yang diindikasikan terlibat. 

Selain itu juga, isu penghematan juga memang sedang gencar-gencarnya dilakukan seluruh BUMN dibawah kepemimpinan Menteri BUMN, Rini Soemarmo demi untuk menaikkan laba dan menekan biaya di dalm tubuh BUMN. 

Namun, apakah juga penghematan harus mengorbankan keandalan perusahaan dalam mengamankan operasi bisnisnya? Ini yang perlu dikaji lebih mendalam.

Dampak Pemadaman Listrik

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun