Kita tidak dapat semena-mena tendensius berkata saya bersama TNI-Polri di satu sisi, namun menapikkan dan mengeneralisir saudara-saudara kita yang berjuang atas keyakinannya toh faktanya juga kita sendiri masih cekak informasi. Benar, kita terlalu fokus pada adegan polisi yang melakukan percakapan video call dengan anaknya yang menyentuh nurani, tetapi kita menutup fakta bahwa ada 6 orang lainya yang menjadi korban penembakkan dan sampai dengan sekarang tidak mendapatkan keadilan. Kita beramai-ramai memberikan donasi makanan dan minuman untuk TNI-Polri, tetapi enggan juga mengungkapkan keprihatinan terlebih sekedar menjenguk para korban yang meninggal dan cedera yang belum tentu merusuh pada peristiwa 22 Mei 2019.Â
Semua pihak baik pemerintah, pendukung 01, pendukung 02, dan aparat penegak hukum harus secara legawa mengevaluasi dan mengoreksi diri.
Kita harus juga belajar untuk mulai belajar menyaring informasi yang beredar yang belum tentu kesahihannya. Tidak menjadi para pembaca yang minim literasi dan hanya latah menyebarkan informasi sesat yang berujung menjadi suluh api atas kekisruhan yang terjadi.
Mari merajut kembali persatuan, sling menghormati di atas perbedaan.
Salam damai untuk seluruh anak negeri.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H