Mohon tunggu...
Adrian Adam Indrabayu
Adrian Adam Indrabayu Mohon Tunggu... Lainnya - Electrical Engineering Student

Renewable Energy Enthusiast

Selanjutnya

Tutup

Nature Pilihan

Indonesia dan Optimisme Keberhasilan Transisi Energi

26 Februari 2022   16:55 Diperbarui: 26 Februari 2022   17:01 196
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Jaringan Transmisi Listrik. Sumber: pixabay.com

Dengan keadaan elektrifikasi dan jumlah penduduk Indonesia yang ada sekarang, tingkat konsumsi energi listrik per kapita nasional mencapai 1.089 kWh. Angka ini sedikit di atas India (1.009 kWh) dan Filipina (928 kWh). 

Dalam kategori ini, Uni Emirat Arab dan Amerika Serikat memimpin dengan angka yang cukup tinggi yaitu masing-masing 13.308 kWh dan 12.647 kWh. Jika kita bertanya mengapa suatu negara dengan jumlah penduduk yang jauh lebih sedikit daripada Indonesia namun dapat memiliki konsumsi listrik per kapita yang tinggi, maka jawabannya kemungkinan besar terletak pada sektor industri dan jasanya. 

Faktanya, sektor industri memang memiliki peran besar dalam menelan energi listrik yang cukup besar apabila dibandingkan dengan sektor rumah tangga dan pemerintahan. Sehingga, dapat dikatakan juga jika Indonesia ingin terus meningkatkan keadaan perekonomiannya, maka negara ini harus siap untuk penyediaan kapasitas energi listrik dengan porsi yang lebih besar.

Upaya Transisi Energi

Mengejar ketercapaian target bauran EBT 23% pada 2025 serta sebagai salah satu komitmen Indonesia dalam Perjanjian Paris untuk mencegah kenaikan temperatur hingga 2 derajat Celsius pada 2100, transisi energi menuju EBT merupakan opsi utama dalam menyelesaikan tantangan ini. 

Pada 2060, Indonesia juga berkomitmen untuk menjadi negara yang bebas karbon (net zero emmission) dengan mengandalkan sektor EBT 100% untuk memenuhi kebutuhan listrik. Diperkirakan juga, angka konsumsi listrik pada 2060 sudah mencapai lebih dari 5.000 kWh per kapita sebagai salah satu wujud penguatan ekonomi dengan ditopang oleh sektor energi.

Selain itu, melihat potensi energi surya di Indonesia sangat masif, diharapkan Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS) akan memimpin sektor energi di masa depan dengan total potensi 207,8 GW. 

Perlahan, berbagai jenis riset dan pengembangan juga mulai dilakukan untuk optimalisasi sistem komponen dalam pemasangan pembangkit EBT, salah satunya adalah peningkatan kualitas storage system listrik yang dihasilkan pembangkit. Strategi lain yang disusun juga meliputi pemanfaatan berbagai teknologi yang lebih efisien dan mendorong penggunaan peralatan berbasis listrik.

Harapan ke depan, upaya transisi energi ini akan membawa dampak yang besar terhadap banyak aspek kehidupan masyarakat Indonesia. Tercapainya energi bersih yang terjangkau dan berkelanjutan, lingkungan yang lebih bersih, dan terwujudnya ekonomi hijau di masa depan, Tujuan Pembangunan Berkelanjutan diharapkan akan mampu terwujud secara nyata dengan hasil yang maksimal.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Nature Selengkapnya
Lihat Nature Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun