Di negara Indonesia yang sedang berkembang ini, teknologi menjadi salah satu kebutuhan yang ‘wajib’ dipenuhi. Perkembangan teknologi yang pesat dalam beberapa waktu terakhir ini membawa perubahan pada sikap perilaku masyarakat. Masyarakat pada dasarnya sudah haus akan informasi. Dengan adanya teknologi semakin memudahkan masyarakat dalam memenuhi kebutuhan informasi.
Pihak industri komunikasi menggunakan fenomena ini sebagai kesempatan dalam mengembangkan media massa dengan terjadinya konvergensi media massa konvensional dengan teknologi komunikasi. Masyarakat yang pada awalnya hanya mendapat informasi dari surat kabar, majalah, radio dan televisi, sekarang bisa mendapatkan infromasi secara online hanya dengan bermodal gadget dan koneksi internet. Media online ini merupakan media massa “generasi ketiga” setelah media cetak (surat kabar, majalah) dan media elektronik (radio, televisi), dan media online sering pula disebut dengan new media.
Penyampaian informasi melalui media online disebut juga dengan jurnalistik online. Jurnalistik Online (Online Journalism) disebut juga cyber journalism, yang dipahami sebagai peliputan, penulisan dan penyebarluasan berita atau informasi kepada khalayak melalui internet, situs web atau media online. Sejarah jurnalistik online merupakan bagian dari sejarah dan perkembangan teknologi komputer yang diikuti dengan kemunculan teknologi internet yang mulai dikembangkan pada tahun 1990-an.
Tanggal 17 januari 1988 disebut-sebut sebagai awal kelahiran jurnalistik online, yaitu ketika Mark Druge yang hanya bermodalkan sebuah laptop dan modem, mempublikasikan kisah perselingkuhan Presiden Amerika Serikat Bill Clinton dengan Monica Lewinsky (Monicagate) di websitenya, Druge Report.
Di Indonesia sendiri, sejarah jurnalistik online adalah di akhir masa pemerintahan Orde Baru saat Presiden Soeharto mengundurkan diri pada 24 Mei 1998. Berita pengunduran diri Soeharto tersebar luas melalui mailing list (milist) yang dikenal di kalangan aktivis pro-demokrasi dan mahasiswa. Setelah ini beragam media online pun hadir, seperti detik.com, kompas.com, liputan6.com, vivanews.com, tempointeraktif.com, metrotv.com, kapanlagi.com, okezone.com, beritagar.id, dan masih banyak lagi media online lainnya. Tidak hanya melalui situs-situs resmi tersebut, jurnalistik online juga bisa melalui sosial media seperti Facebook ataupun Twitter.Namun terkadang, informasi atau berita yang disebarkan melalui sosial media standarisasinya belum terpenuhi (5W+1H).
Banyak keuntungan yang didapatkan oleh masyarakat melalui jurnalistik online, antara lainnya masyarakat bisa lebih bebas dan leluasa dalam memilih berita apa yang diinginkan, setiap berita yang disampaikan dapat berdiri sendiri sehingga masyarakat tidak harus membaca secara berurutan untuk memahaminya, jurnalistik online memungkinkan berita tersimpan dan dapat diakses kembali dengan mudah oleh masyarakat, jurnalistik online juga memungkinkan jumlah berita yang disampaikan / ditayangkan kepada audience dapat menjadi jauh lebih lengkap ketimbang media lainnya karena jumlah kapasitasnya tidak terhingga, jurnalistik online memungkinkan bagi tim redaksi untuk menyertakan teks-suara-gambar-video dan komponen lainnya didalam berita yang akan diterima oleh masyarakat, jurnalistik online memungkinkan adanya peningkatan partisipasi dari khalayak di dalam setiap berita dan yang paling menguntungkan dari adanya jurnalistik online adalah masyarakat bisa mendapatkan berita secara timeless karena dapat diakses oleh siapa saja saat kapan saja dan dimana saja selama 24 jam non stop dan beritanya up-to-date karena di setiap menitnya, bahkan setiap detiknya terdapat berita-berita baru.
Seperti halnya mata uang terdapat 2 sisi, begitu juga dalam jurnalistik online terdapat kekurangan. Yaitu hanya bisa di akses melalui gadget (bisa berupa smarphone ataupun laptop) dan harus mendapatkan akses internet, tanpa adanya akses internet kita tidak bisa membuka media online.
Melalui situs-situs media online, kita dapat mengakses berita baik berupa hardnews maupun softnews. Ada situs yang hanya menyajikan berita hardnews saja, namun ada pula yang menggabungkannya dengan softnews.
Hardnews merupakan berita utama yang harus segera disampaikan saat itu juga kepada khalayak karena bersifat penting dan dapat mempengaruhi banyak khalayak. Contoh berita hardnews seperti adanya kasus perampokan, pembunuhan, bencana alam (gunung meletus, kebakaran hutan, banjir), dan juga berita mengenai pemerintahan (ekonomi, politik, hukum).
Sedangkan softnews adalah berita yang tidak harus segera disampaikan saat itu juga karena softnews bersifat santai yang informasinya dapat kita akses kapanpun tanpa takut ‘basi’. Berita softnews antara lain seperti info kuliner, info kesehatan, olahraga, musik dan juga gosip artis.
Situs media online tersebut tidak hanya bersumber dari para wartawan situs tersebut sendiri, ada juga beberapa situs yang menyediakan wadah untuk citizen journalism, atau biasa disebut dengan jurnalistik warga. Jurnalistik warga merupakan karya berita yang berasal dari masyarakat umum (non jurnalis) yang melaporkan kepada situs media online resmi. Dewasa ini televisi di Indonesia sudah banyak menggunakan citizen journalism, antara lain NET TV dan Metro TV. Berita yang berasal dari citizen journalism ini sudah terstandarisai dari pihak televisi (ataupun situs online-nya) yang mengandung unsur 5W+1H.
Jadi dengan adanya media online dapat membantu kita sebagai masyarakat untuk mendapatkan informasi dan berita yang sesuai dengan kebutuhan kita sendiri. Tidak hanya sebagai media untuk mencari informasi dan berita, namun media online juga dapat menjadi sarana kita dalam memberikan informasi dan berita kepada masyarakat lainnya.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H