Mohon tunggu...
adrati sovia
adrati sovia Mohon Tunggu... Mahasiswa - mahasiswa

achive your dream

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Pendidikan Luar Sekolah sebagai Pendidikan Sepanjang Hayat

15 Desember 2021   21:31 Diperbarui: 15 Desember 2021   21:49 2319
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

1. Memenuhi beberapa kebutuhan belajar fungsional dalam kehidupan sekarang dan masa depan.

2. Penerapan langsung hasil belajar dalam kehidupan, pekerjaan atau masyarakat.

3. Pemberian hadiah dalam hal keterampilan, barang atau jasa dan pendapatan.

Pendidikan semakin menjadi bagian dari kehidupan manusia dan tumbuh karena memainkan peran yang meningkat di antara kekuatan yang mengatur masyarakat modern. Dalam kehidupan nyata, tidak mungkin seseorang dapat meningkatkan kualitas hidupnya berdasarkan pendidikan formal tanpa memanfaatkan akses pendidikan nonformal. Seseorang yang juga telah mengenyam pendidikan tinggi formal masih membutuhkan pendidikan nonformal karena mendapatkan pendidikan sekolah/perguruan tinggi tidak selalu bergantung pada perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi terkini yang berkembang pesat. Sementara itu, mereka yang saat ini menerima pendidikan formal (sekolah) masih membutuhkan layanan pendidikan nonformal tersebut melalui berbagai layanan pendidikan seperti kursus, pembelajaran organisasi, kepramukaan dan berbagai kegiatan ekstra kurikuler lainnya. Pendidikan nonformal juga dapat digunakan sebagai pengganti pendidikan formal.

Konsep belajar sepanjang hayat melihat pendidikan sebagai suatu sistem yang komprehensif yang mengandung prinsip-prinsip organisasi untuk pengembangan pendidikan. Timbulnya perubahan yang cepat dalam kehidupan manusia dan kondisi waktu, apalagi dengan munculnya gejala globalisasi yang seolah tidak mengenal batas ruang, waktu dan tempat, merupakan masalah tersendiri bagi masyarakat. Oleh karena itu, setiap orang membutuhkan peran pendidikan atau pembelajaran sepanjang hayat agar dapat bertahan dan mengendalikan nasibnya dalam kehidupan. Dalam pengertian ini, pembelajaran sepanjang hayat menjadi alat untuk menemukan keseimbangan antara belajar dan bekerja, untuk adaptasi berkelanjutan terhadap berbagai profesi dan untuk praktik kewarganegaraan yang aktif.

Ada empat pilar pendidikan dalam pembelajaran sepanjang hayat. Keempat pilar pendidikan ini berarti bahwa jika Anda ingin melakukan pekerjaan Anda dengan sukses, pendidikan harus diselenggarakan di sekitar empat bentuk dasar pembelajaran, yang disebut pilar guru atau pilar atau pilar pengetahuan sepanjang hayat. pendidikan dasar nonformal. Saling mengetahui empat pilar, yaitu ilmu alat-alat ilmu. Kedua, learning to do adalah suatu gagasan tentang bagaimana kita dapat melakukan dan melakukan atau mempraktekkan apa yang telah kita pelajari. Ketiga, kita belajar hidup bersama (kita belajar hidup bersama, kita belajar hidup bersama orang lain, yaitu bagaimana kita dapat hidup bersama dengan orang-orang yang berbeda budaya, strata sosial, ekonomi, agama dan agama). itu adalah belajar menjadi empat pilar (belajar perilaku pribadi berarti bahwa pendidikan harus memberikan kontribusi penuh bagi perkembangan setiap orang, baik fisik dan mental, mental, empati, selera, estetika, tanggung jawab pribadi, dan nilai-nilai spiritual).

Pendidikan merupakan bidang yang sangat mendasar, yang semakin dikenal, baik secara nasional maupun internasional. Semakin ditekankan pentingnya mengalokasikan setidaknya dua puluh lima persen dari anggaran pembangunan, termasuk melalui dukungan internasional, semakin pentingnya pendidikan dan pembelajaran sepanjang hayat diakui sebagai indikator pengakuan akan pentingnya pembelajaran sebagai upaya individu atau kelompok untuk terus meningkatkan diri, masyarakat, dan lingkungan. Ia juga menyadari bahwa semakin tidak ada artinya membandingkan pendidikan formal dengan pendidikan nonformal. Kerangka penyelenggaraan pendidikan dan pembelajaran sepanjang hayat sangat komprehensif karena sistem pembelajaran sepanjang hayat ini menggantikan pendidikan formal, nonformal, dan informal. Belajar sepanjang hayat tidak lebih dari upaya untuk memanfaatkan peluang yang ditawarkan dan ditawarkan oleh masyarakat dan berbagai perubahannya.

Menurut R.H.Dave (dalam Hawes, HWR. 1975; 93-106), dua puluh adalah ciri dari melanjutkan pendidikan. Dua puluh karakteristik:

1. Konsep dasar pendidikan sepanjang hayat (life, continue, education).

2. Pendidikan adalah kegiatan yang disengaja yang berlangsung seumur hidup.

3. Pendidikan tidak hanya untuk orang dewasa, tetapi untuk semua jenjang: TK, SD, SMP, SMA, Universitas dan lain-lain.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun