Mohon tunggu...
adot subrata
adot subrata Mohon Tunggu... -

Warga sukabumi yang peduli dengan sukabumi

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Sukabumi yang Membanggakan dalam Konteks Indonesia

26 Desember 2014   17:11 Diperbarui: 17 Juni 2015   14:25 569
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

[caption id="attachment_386067" align="aligncenter" width="560" caption="Ciletuh Geopark, destinasi wisata terdahsyat di Indonesia. (foto courtesy akun FB: Ciletuh Geopark)"][/caption]

Bagi saya, sebagai orang Sukabumi yang sesekali menjejakkan kaki di ibukota Jakarta untuk sekedar main atau melakoni kerja lepas alias freelance, menjadi orang Sukabumi itu “bangga-bangga malu.” Bangga, ya karena memang saya cinta Sukabumi. Tempat saya dilahirkan dan dibesarkan. Walau sebenarnya nenek moyang sih dikuburkan di Purwakarta, karena memang aslinya dari sana. Intinya, saya cinta Sukabumi!

Malu, karena kerap sekali berita-berita dari Sukabumi yang muncul ke permukaan adalah berita yang bad (buruk). Sebagai contoh sekitar pertengahan tahun lalu, tiba-tiba saja kasus Emon mencuat. Pemuda asal Sukabumi itu menyodomi puluhan anak. Ironisnya, Sukabumi (kota) kala itu berstatus Kota Layak Anak (KLA). Silakan cari tahu sendiri apa itu KLA melalui situs http://www.kla.or.id/.

Lalu berita tentang tawuran pelajar, penyekapan tenaga kerja wanita (human trafficking), korupsi kuota haji (yang lagi ramai), miras oplosan, dan lain-lain.( Silakan Anda ketik Sukabumi di Google lalu pilih menu News untuk membuktikannya)

Memang tak semua berita tentang Sukabumi buruk, ada banyak berita baik dan membanggakan. Namun entah mengapa -sepemantauan saya-, berita baik tentang Sukabumi tak muncul ke permukaan. Selalu saja yang jelek-jeleknya yang muncul ke permukaan. Belum lagi kita bicara kemacetan, penyakit sosial, dan sebagainya.

Wisata Sukabumi yang membanggakan

Dengan tidak bermaksud meremehkan berbagai persoalan yang dihadapi Sukabumi, saya merasa Sukabumi harus lebih banyak dicitrakan dengan kabar-kabar yang baik. Toh, kabupaten terluas se Jawa-Bali ini mempunyai potensi yang besar untuk membuat bangga tak hanya orang Sukabumi, tetapi juga Indonesia.

Pertama sekali saya ingin mengambil controh salah satu potensi pariwisata Sukabumi, yaitu Ciletuh Geopark. Silakan Anda berselancar melalui Google (atau kunjungi akun Facebook: Ciletuh Geopark) untuk membantah klaim saya bahwa Ciletuh Geopark adalah destinasi wisata terdahsyat di Indonesia. Pengembangan objek wisata itu sendiri bakal konsisten dengan wacana yang dilontarkan Menteri Pariwisata Arif Yahya tentang promo wisata “Greater Jakarta.”

Ciletuh Geopark juga baru saja dikunjungi wakil dari UNESCO yang ditugaskan untuk mereview apakah pantas Ciletuh Geopark disematkan sebutan world geological heritage. Sebagai tambahan, Sukabumi memiliki potensi wisata yang tak kalah menakjubkan dibandingkan Ciletuh Geopark.

Bagi pecinta arung jeram, tahun depan Sukabumi (Citarik) juga akan menjadi tuan rumah kejuaran dunia arung jeram. Ah, saya harus membuat tulisan serial jika harus menyebutkan satu per satu.

Prestasi Sukabumi yang membanggakan

Di bidang pendidikan, Sukabumi sesungguhnya juga tak hanya dihuni oleh pelajar sok jago yang pandai tawuran. Banyak prestasi mengkilap diraih pelajar Sukabumi. Sebut saja salah satunya seorang pelajar dari Pesantren Unggul Al Bayan, Cibadak, Sukabumi bernama Muhammad Arif Hidayat pernah tercatat sebagai salah satu dari 25 peraih nilai UN tertinggi tahun lalu. Silakan dibaca: http://news.detik.com/read/2014/05/19/134114/2585863/10.

Di bidang ekonomi, selain industri terutama di bagian utara, Kabupaten Sukabumi mempunyai berbagai potensi ekonomi. Salah satunya industri pariwisata yang disebutkan sebelumnya. Walaupun bukannya tanpa masalah dengan tumbuhnya industri, perekenomian Kabupaten Sukabumi secara perlahan terus membaik. Pekerjaan rumah (PR)-nya adalah, menurut saya, perimbangan antara wilayah selatan dan utara.

Perkembangan ekonomi (di antaranya berbasis wisata), diharapkan akan terus memacu perbaikan berbagai infrastruktur. Logika sederhana saja, perekonomian suatu daerah hanya akan berkembang jika tersedia infrastruktur yang memadai. Itulah mengapa berbagai eleman Kabupaten Sukabumi, termasuk pemkab, terus mendorong perbaikan infrastruktur jalan guna menjadi solusi kemacetan, terutama di wilayah utara.

Bagaimana dengan masyarakatnya

Saya suka sekali mencermati sosial media (sosmed) di Sukabumi. Menurut saya, dewasa ini sosmed Sukabumi sangat variatif. Berbagai informasi bisa cepat didapat melalui sosmed. Mungkin salah satu penyebabnya adalah semakin “ditinggalkannya” media-media konvensional lokal seperti koran, TV dan radio.

Maka, saya banyak memahami kecenderungan masyarakat Sukabumi (setidaknya pengguna sosmed) melalui sosmed, terutama Facebook dan Twitter. Kesimpulan sederhana saya kemudian adalah bahwa warga Sukabumi sangat melek informasi.

Berbagai gerakan positif juga dimulai melalui sosmed dan oleh anak-anak muda. Sebagai contoh Anda bisa lihat sendiri melalui akun FB atau Twitter seperti Sukabumi Facebook, Sukabumi Heritage, Sukabumi Backpacker, Jampang Community, dan lain sebagainya.

Di sisi lain, seperti saya tulis pada opini sebelumnya, para pejabat dan politisi Sukabumi juga tak ragu membuka diri melalui sosmed. Mereka tak khawatir dengan berbagai bully (celaan) yang kerap muncul melalui sosmed. Justru melalui sosmed kemudian berbagai program pemerintah daerah dan juga dinamika politik Sukabumi terkomunikasikan. Ini sangat-sangat positif!

[caption id="attachment_386068" align="aligncenter" width="560" caption="Sebagai contoh: Sekretaris Daerah (Sekda) Kabupaten Sukabumi Adjo Sardjono (bertopi) memantau pelaksanaan program perbaikan Rutilahu (rumah tidak layak huni). Program ini sangat positif karena sangat membantu rakyat miskin. (foto courtesy akun Facebook: Adjo Sardjono Melayani Sukabumi) "]

14195634261159325848
14195634261159325848
[/caption]

Demikian lah Sukabumi dengan berbagai dinamikanya. Sebuah tulisan saja tentunya tidak akan cukup merangkum segalanya. Namun setidaknya mampu memberikan gambaran awal.

Mohon tunggu...

Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun