Mohon tunggu...
Adolf Izaak
Adolf Izaak Mohon Tunggu... Karyawan swasta -

Orang kantoran tinggal di jakarta yang suka moto, traveling, di negeri tercinta Indonesia. bercita-cita ingin menjadi travel writer, travel photographer, khusus Indonesia

Selanjutnya

Tutup

Travel Story Artikel Utama

Jembatan Duwet: Keistimewaan yang Terlupakan

15 Maret 2017   22:38 Diperbarui: 16 Maret 2017   16:00 3203
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
koleksi pribadi. Suasana persawahan dan pedesaan yang masih alami di sekitar jembatan Duwet

Kalau saja sebagai destinasi wisata, yakin akan sepi peminat. Lho kog? Apa yang menarik dengan jembatan ini? Barangkali begitu pertanyaannya. Biasanya terucap oleh mereka yang kurang tertarik.

Namanya Jembatan Duwet... Duwet atau dawet...? mungkin yang belum familiar mengucapakan akan kadung nyebut :”dawet”, Kalau di Jakarta bisa di sebut minuman es Cendol. Benar, namanya Jembatan Duwet. Ngga ada kaitannya dengan “cendol”. Salah satu jembatan gantung langka yang masih ada di negeri ini. Letaknya di dusun Duwet, desa Banjarharjo, kecamatan Kalibawang, Kabupaten Kulonprogo, Yogyakarta.

Nah bingung khan meski sudah disebut lokasi persisnya. Gampangnya adanya di Yogyakarta. Dilihat skala nasional, popularitasnya kurang bergema. Jangan di bandingkan dengan jembatan Suramadu di Surabaya, atau jembatan Barelang di Pulau Batam.

Nilai Sejarah

Panjangnya sekitar 100 meter, lebarnya kira-kira 2 meter. Kecil ya? Betul. Cuma bisa, dan memang hanya di peruntukkan pengendara sepeda, sepeda motor, dan pejalan kaki saja yang boleh melintas. Melintas kurang lebih 100 meter di atas Sungai Progo.

Koleksi pribadi. Pesona Jembatan Duwet saat sepi
Koleksi pribadi. Pesona Jembatan Duwet saat sepi
Tahun 2010, saat terjadi letusan Merapi, jalur Yogya – Magelang dan sebaliknya lewat Muntilan sempat terhambat. Debu, bebatuan, proses evakuasi, sempat menutup ruas jalan ini. Maka pilihan alternatif melewati Kulonprogo. Petunjuk jalan dengan tulisan “jalur alternatif ke Sleman (khusus roda dua)”, jika jalan ini terus di ikut-i akan ketemu Jembatan Duwet. Sering di sebut Jembatan Kretek Duwet.

Saat melintas jembatan ini mungkin kesannya biasa saja. Bagi penduduk desa setempat sudah rutin setiap hari setiap saat melintas. Sepintas tidak ada yang istimewa. Tetapi jika suatu saat di tutup atau tidak boleh melintas, pasti akan merepotkan warga desa yang biasa melintas. Berarti ada nilai pentingnya.

Warisan Budaya

Keberadaannya memang jarang di sebut dalam dunia wisata negeri ini. Hanya traveler minat khusus saja yang tahu, berminat, dan pernah ke sini. Sudah pasti warga setempat ya, yang sehari-harinya mengandalkan jembatan ini. Sepi peminat, sepi promosi, bukan berarti jembatan ini tidak ada apa-apa-nya. Jika di gali informasi lebih dalam lagi, ternyata ternyata memiliki nilai sejarah panjang. Selain nilai sejarah ada juga ke-unik-an lain yang tidak di miliki jembatan lain.

Rasanya di Indonesia hanya jembatan Duwet satu-satu-nya berstatus WARISAN BUDAYA untuk kategori non-gedung. Ngga main-main, penghargaan ini langsung di berikan Gubernur Propinsi DIY, Sri Sultan Hameku Buwono X, tanggal 12 November 2008. Kalau sudah ada status begini terbayang jembatan ini unik sehingga layak menyandang gelar tadi.

Koleksi Pribadi. Prasasti penghargaan untuk Jembatan Duwet yang terletak di salah ujung jembatan
Koleksi Pribadi. Prasasti penghargaan untuk Jembatan Duwet yang terletak di salah ujung jembatan
koleksi pribadi. prasasti lain yang menerangkan keberadaan jembatan Duwet
koleksi pribadi. prasasti lain yang menerangkan keberadaan jembatan Duwet
Betul. Keunikannya karena salah satu jembatan tertua yang ada di negeri ini. Perkiraan awal pembangunan tahun 1930 oleh kolonial Belanda. Tujuannya untuk kemudahan transportasi Dusun Duwet di Kulon Progo Yogyarta dan Dusun Gutekan kecamatan Ngluwar Kabuptan Magelang Jawa Tengah.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Travel Story Selengkapnya
Lihat Travel Story Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun