Mohon tunggu...
Adolf Izaak
Adolf Izaak Mohon Tunggu... Karyawan swasta -

Orang kantoran tinggal di jakarta yang suka moto, traveling, di negeri tercinta Indonesia. bercita-cita ingin menjadi travel writer, travel photographer, khusus Indonesia

Selanjutnya

Tutup

Travel Story Artikel Utama

Yang Biasa dan Tidak Biasa dari Solo

6 Maret 2017   12:07 Diperbarui: 7 Maret 2017   18:00 2876
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Koleksi Pribadi. Bersiap Kereta melintas

Biasanya jalur kereta yang sering kita lihat jauh dari keramaian. Karena faktor keamanan bagi warga dan transportasi lain, posisi letaknya di buat jauh. Bisa di bayangkan berat kereta yang ber-ton-ton, tanpa bisa di hindari terjadi tabrakan dengan mobil bahkan truk. Yang rusak parah biasanya mobil.

Koleksi Pribadi. Bersiap Kereta melintas
Koleksi Pribadi. Bersiap Kereta melintas
Ket foto, security dari Dinas Perhubungan bersiap mengingatkan warga kereta akan melintas

Di kota Solo, boro-boro jauh dari keramaian, jalur yang satu ini langsung melintas tengah kota, jalan Slamet Riyadi. Padahal “status”nya sebagai jalan raya utama. Pernah di nobatkan sebagai jalan terpanjang se-Asia Tenggara. Memanjang lebih dari 5 kilometer dari Tugu Purwosari sampai ke arah timur hingga Bundaran Gladag.

Sepanjang jalan Slamet Riyadi sangat aktif berbagai aktivitas dan kegiatan. Beberapa bank, perkantoran, hotel, pusat perbelanjaan, pusat hiburan, ada di sini. Jika hari biasa menjadi sentra bisnis dan ekonomi. Hari Minggu, sejak di berlaku Car Free Day, ratusan warga tumplek, menikmati berbagai aktivitas di sepanjang jalan ini secara aman.

Sama sekali ngga terbayang jika sebuah rangkaian kereta api melintas di pinggir jalan, berjalan berdampingan dengan mobil, motor. Biasanya di kota-kota lain jalur kereta memotong jalan raya. Kendaraan lain wajib berhenti, mempersilahkan kereta api lewat. Tapi disini letaknya berdampingan jalan raya. Mungkin kalau ada yang iseng, entah pengendara mobil atau motor, coba main kebut-kebut-an saat kereta melintas. Wuaaaa.....

Ilustrasi, kereta Jaladara
Ilustrasi, kereta Jaladara
Ket foto. Kereta Wisata Jaladara melintas Jalan Slamet Riyadi. Sayang operasionalnya waktu tertentu saja.

Saat ini kereta yang melintas setiap hari berangkat dari Stasiun Purwosari menuju kota Wonogiri pp. Pernah di komplain dan di usulkan agar jalur ini di tutup saja. Dianggap berbahaya. Rupanya lebih dari sekali terjadi kecelakaan kereta mobil atau motor, bahkan informasinya pengendara sepeda, kesenggol kereta.

Koleksi pribadi. Menanti kereta melintas
Koleksi pribadi. Menanti kereta melintas
Ket foto. Foto dulu mumpung keretanya masih jauh

Namun setelah di lakukan evaluasi kecelakaan tersebut lebih di sebabkan ketidakhati-hati-an sang pengendara tadi. Bukan kesalahan masinis kereta. Karena saat melintas sudah di atur maksimal kecepatan 30 km/jam. Selain itu wajib membunyikan suara. Bahasa kereta “ Semboyan 35”, yaitu suara yang di bunyikan saat kereta melintass jalan raya atau tempat-tempat tertentu yang tujuannya mendapat perhatian dari orang-orang di sekitar. Setelah tahu ada kereta di harapkan segera menyingkir dari rel kereta.

Kalau sudah begini masih ada pengendara motor, mobil, sepeda, pejalan kaki, bandel ngga mau menyingkir dan akhirnya terjadilah..... Salah siapa? Lain cerita jika masinis membawa kereta melebihi kecepatan yang di-ijin-kan.

Saat di operasikan kereta wisata Jaladara, lebih unik lagi. Penuturan yang sudah pernah, berhenti di beberapa tempat perbelanjaan. Misalnya berhenti persis di depan Museum Batik. Penumpangnya di persilahkan turun, foto-foto, setelah selesai naik lagi, melanjutkan ke spot wisata lain. Persis seperti bis wisata. Sayang kereta wisata ini tidak operasional setiap hari. Hanya waktu-waktu tertentu saja.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Travel Story Selengkapnya
Lihat Travel Story Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun