Ternyata tidak. Di menu beberapa pilihan menu jauh dari nama berbau Italia. Sebutlah Nasgor Matah, nasgor sambal padang, nasgor ijo, pene sambal padang, pene mozarella, Hainan Rica, Hainan Fillet, mendoan, jamur crisppy. Rasanya tidak jauh dengan taste masakan jawa pada umumnya.
Sambil menunggu pesanan datang, menikmati sajian interior, hiasan, yang teriihat sederhana. Dari ragam yang dipajang ada yang menarik perhatian, yaitu semacam sertifikat penghargaan untuk mas Gibran.
Menjelang akhir 2015 Gibran, salah satu putra Pak Jokowi, datang dan mengajak kami ber-3 mengembangkan usaha ini. Saat itu di rumah yang di tempatinya sekarang ia baru membuka usahanya. Melihat keseriusan mas Gibran, sudah pasti ajakannya membawa kejutan. Masuk tahun 2016 resmi menjalin kerjasama bisnis dengan Gibran. Segera tersebar berita Warung Pasta Buntel sebagai usaha baru Gibran.
Meski sudah memiliki usaha Markobar, sejalan dengan minat bisnis Gibran, yang tidak jauh dari makanan setempat (Local food).Kog mas Gibran mau garap bisnis ini ya. Kenapa ngga garap resto yang besar sekalian. Khan dia anak presiden. Mau langsung main besar ya ngga sulit lah. Siapa berani menghalangi. Pun Gibran ingin buka kafe yang omsetnya ratusan juta, ngga sulit khan dapat modal pinjaman dari bank. Malah rasanya bank pun akan rebutan kasih modal.
Ya itulah mas Gibran. Sejak Pak Jokowi masih menjadi walikota Solo, ia lebih suka menggarap bisnis kecil. Tidak hanya berbisnis, visi-nya ingin mengangkat Usaha Kecil Menengah (UKM) khususnya bidang makanan termasuk warung Pasta Buntel. Tujuannya suatu saat saat nanti di kenal tidak hanya di kota ini (Solo) saja. Perlahan-lahan bisnis seperti ini di kembangkan. Jika masyarakat menerima-nya akan buka cabang di beberapa kota.
Contoh adalah Markobar. Martabak Kota Baru, salah satu bisnis yang di garap salah satu anak presiden. Dari warung pinggir jalan, perlahan-lahan, mulai buka usaha di Jakarta, Makassar, dan kota-kota lainnya. Warung Pasta Buntel akan seperti itu.