Mohon tunggu...
Adolf Izaak
Adolf Izaak Mohon Tunggu... Karyawan swasta -

Orang kantoran tinggal di jakarta yang suka moto, traveling, di negeri tercinta Indonesia. bercita-cita ingin menjadi travel writer, travel photographer, khusus Indonesia

Selanjutnya

Tutup

Travel Story Pilihan

Sensasi Seru Uji Nyali di Pantai Timang Yogyakarta

2 Februari 2017   12:35 Diperbarui: 2 Februari 2017   13:56 889
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Bak Bidadari yang paras cantik dan tubuh indah, itulah gambaran jejeran pantai-pantai di selatan yang masuk wilayah kabupaten Gunungkidul Yogya. Tidak perlu menebar pesona, pasti sudah akan ada yang melirik. Tidak cukup melirik, datang ke lokasi dan melihat langsung kecantikannya. Jika belum sempat dengan melihat foto-foto di media sosial, brosur wisata, pasti akan dibuat penasaran.

Sebutlah pantai Baron, Kukup, Krakal, Sepanjang, Indrayanti, Sundak, Siung, Pok Tunggal, baru sekian nama deretan pantai-pantai yang sangat mempesona. Meski letaknya bersebelahan masing-masing memiliki ciri khas yang membedakan dengan yang lain. Salah satu yang jarang di sebut namun traveler penggemar pantai yang lebih familiar, adalah PANTAI TIMANG.

Ket foto : Pantai Timang berbentuk tebing karang, dengan Pulau Timang, yang berjarak sekitar 100 meter dari pinggir tebing
Ket foto : Pantai Timang berbentuk tebing karang, dengan Pulau Timang, yang berjarak sekitar 100 meter dari pinggir tebing
deburan ombak selatan di Pantai Timang. Ket foto : Warga setempat menarik retribusi tanpa karcis 5.000 untuk foto atau menginjak areal ini. Terasa sekali deburan ombak besarnya.
deburan ombak selatan di Pantai Timang. Ket foto : Warga setempat menarik retribusi tanpa karcis 5.000 untuk foto atau menginjak areal ini. Terasa sekali deburan ombak besarnya.
Enggan

Jika dibilang bagus, cakep, sudah pasti. Tapi tetap aja masih ada yang mikir panjang ke sini. Tidak hanya butuh niat, mereka yang kurang memiliki jiwa petualang pasti tidak langsung menyatakan “ya” atau “mau” jika di ajak. Ada semacam “seleksi” pengunjung. Para backpacker umumnya menyukai. Traveler yang berjiwa petulangan termasuk kelompok yang tidak menolak. Kebalikannya, agen-agen wisata formal sangat mungkin tidak menawarkan paket perjalanan kesini untuk kelompok turis yang ingin santai, nyaman, tidak ribet.

Letaknya terpencil yaitu di Dusun Danggolo, Desa Purwodadi, Kecamatan Tepus. Masih termasuk wilayah administrasi Kabupaten Gunung Kidul. Adanya antara Pantai Siung dan pantai Sundak.

Jarak dari kota Yogya sekitar 80 kilometer. Butuh kurang lebih 3 jam. Belum ada angkutan umum untuk tiba langsung disini. Mau tidak mau menggunakan angkutan yang ideal dan tepat adalah menyewa kendaraan.

deburan ombak besar
deburan ombak besar
Ket foto : tidak segan-segan ombak besar menghantam tebing. Mereka yang sedang berada di pinggir siap basah kuyup kena hempasan.

kondisi jalan
kondisi jalan
Ket foto : seperti inilah akses jalan dengan kondisi yang masih terbatas menuju pantai Timang

Memang benar jelang lokasi kita akan disambut jalan bebatuan yang belum teraspal. Tiba lah pada satu perhentian yang mana oleh penduduk setempat di “wajibkan” meneruskan perjalanan dengan ojek yang dikelola setempat. Alasannya tidak bisa dilalui mobil jenis Avanza apalagi sedan. Kecuali mobil berjenis jeep atau yang biasa dipakai untuk offroad. Meski setelah melihat langsung ternyata jenis kendaraan Avanza masih aman. Biaya ojek dari parkiran ke lokasi 30 ribu pp. Biaya parker mobil 10 ribu.

“aturan” setempat yang cenderung memaksa sedikit banyak membuat tidak nyaman pengunjung yang baru pertama kali. Saya termasuk yang di kejutkan dengan aturan ini. Meski driver mobil yang saya sewa sudah pernah dan siap mengantar sampai lokasi. Tapi ya mau gimana lagi. Kejutan yang iidak di harapkan mau tidak mau harus terima. Sudah terlanjut tiba disini. Masa mau batal sich

perhentian mobil
perhentian mobil
Ket foto : mobil cukup sampai disini. Selanjutkan di teruskan kendaraan ojek menuju pantai Timang

Yang lain yang bikin enggan ke sini adalah letaknya yang terpencil. Tidak mudah di temukan. Informasi petunjuk jalan juga minim. Bukti pantai ini masih belum popular, belum menjadi tujuan utama. Masih sekitar 5 kilometer dari jalan utama. Kondisi jalan yang berliku-liku, tidak selalu bagus. Berbatu terjal, beliuk-liuk, pengemudi mobil yang baru pertama kali akan kaget. Yang sudah sering pun tetap perlu ekstra hati-hati. Yang bisa menolong adalah bertanya kepada penduduk setempat jika ancar-ancar sudah mendekati lokasi. Kecuali driver mobil yang sudah pernah atau sudah biasa ke sini.

Sewa mobil sebagai solusi yang tepat ternyata belum menjamin tiba disini. Pengalaman saya, diskusi dengan teman-teman, pernah juga di tolak agen penyewaan mobil saat menginformasikan salah satu tujuan adalah ke Pantai Timang. Wuaaah jalannya ngga bagus. Rawan kendaraan rusak. Kira-kira begitu alasan penolakannya. Kecuali pihak yang menyewa mau nanggung jika terjadi apa-apa.

kondisi jalan mendekati pantai
kondisi jalan mendekati pantai
Ket foto : bisa menilai sendiri kondisi jalan seperti ini.

Ke-istimewa-an

Saya termasuk yang nyerah dengan rasa penasaran. Beberapa waktu lalu pernah ada niat kesini namun harus saya urungkan mengingat kondisi di atas. Kali ini pergi bersama pasangan yang kebetulan sudah 2 kali dan punya ketertarikan kuat yang tidak pernah bosan.

Tiba di lokasi, kita berada di pinggir tebing yang tinggil. Tanah yang di-injak berupa batu karang terjal. Lokasi yang menjadi tujuan akhir tidak ada pantai sama sekali. Memang ada tapi letaknya tidak disini. Kondisi bebatuan dan tanah liat akan terasa licin jika di guyur hujan atau kena hempasan ombak.

View-nya gimana…?  betul sekali mendapat suguhan pemandangan sangat indah, eksotis. Deburan ombak dahysat yang menghantam pinggir sangat memberikan sensasi sendiri. Untuk saya yang datang kesini dalam rangka foto, memang cocok sekali. Cuma harus berjaga, eksra hati saat mengambil foto dari beberapa sudut (angle) pengambilan foto. Cipratan ombak besar secara tiba-tiba bisa saja langsung mengguyur tubuh dan kamera pastinya. Berjalan di antara bebatuan sambil menenteng kamera sangat rawan terpleset. Sempat ngalami juga. Terpeleset dan mencium tanah, maksudnya bebatuan. Untung kamera tidak apa-apa. Masih mending nasib ku. Ternyata ada pengunjung yang harus berbasah ria saat asyik ber-selvie ria. Tiba-tiba ombak besar mencipratkan, membawa korban gadgetnya.

hantaman ombak pinggir tebing
hantaman ombak pinggir tebing
Ket foto : deburan ombak menjadi salah satu pesona di pantai Timang

Yang bikin terpesona di pantai Timang yang tidak di miliki pantai-pantai di selatan Yogya. Semakin menambah pesona dengan adanya pulau Watu Panjang.. Sebenarnya lebih tepat di sebut bongkahan batu kerang besar. Ketimbang sulit menyebut dan agar mudah di ingat ngga apa-apa di sebut “PULAU TIMANG”. Penduduk disana memasang plang secara besar bertulisan “Pulau Timang”, yang mudah di lihat dari kejauhan. Sangat fotogenic.

berpose dulu
berpose dulu
Ket foto : foto diri bukti pernah ke Pantai Timang

Ini dia yang membuat pantai Timang menjadi begitu istimewa di banding pantai lainnya. Sebuah “atraksi” yang bisa dilakukan terutama traveler yang memilliki ekstra nyali. Kereta gantung yang mirip gondola, yang dapat mengantar siapa saja dari pinggir tebing ke Pulau Timang pp. Inilah puncak ke-penasaran yang akhirnya memaksa diri tiba disana. Ngga puas Cuma lihat di foto aja.

gondola khas Pulau Timang
gondola khas Pulau Timang
Ket foto : moda seperti ini yang digunakan untuk nyebrang ke pulau Timang. Tidak ada pilihan lain

“transportasi”untuk menyebrang di buat manual oleh penduduk setempat. Bukan sarana dan fasilitas pemerintah lho. Niat banget buatnya, karena ada kebutuhan memancing lobster yang memiliki nilai komersial tinggi bagi warga setempat.

Peluang bisnis besar ini dimanfaatkan tidak lepas dari kondisi alam setempat. Cenderung tandus curah hujan termasuk minim. Untuk bertani tidak menentu. Maka harapan agar dapur tetap ngebul salah satunya mencari lebster, yang ternyata banyak di pulau Timang.

Kereta gantung yang sangat sederhana dan seadanya, agar dapat meangkut satu atau maksimal 2 penumpang, di buat tempat duduk dari kayu. Kemudian di rentangkan tali plastik. sebanyak 10 berdiameter sekitar 2 senti antara pinggir pantai dan Pulau Timang. Jaraknya sekitar 100 meter. Penggunaan tali plastik barangkali bisa diperdebatkan kekuatannya jika digunakan kawat baja. Namun tetap di rasa aman terhindar korosi air laut ketimbang yang terbuat dari logam.

Tetap tidak bisa bisa berfungsi jika tidak ada alat putaran mirip roda sepeda di kereta gantung. Setelah orang yang akan nyebrang duduk “tenang” di dalam gondola, 4 atau 5 orang menarik tali yang bergerak mengantar Gondola. Di seberang sana, di pulau Timang, juga sudah ada yang standby yang menarik mengikuti pergerakan penarik di tebing. Total butuh 5 sampai 7 tenaga orang dewasa untuk menggerakan secara manual kereta gantung tersebut.

k-8-5892c2fbf69273eb110be89f.jpg
k-8-5892c2fbf69273eb110be89f.jpg
Ket foto : membayar 150 ribu pp untuk menyebrang dan kembali dari pulau Timang

Belum menggunakan mesin untuk menggerakan sebagai pengganti tenaga manusia. Informasinya penggunakan mesin juga rawan kerusakan karena korosif air laut. Selain itu pengadaan mesin penarik kereta gantung butuh modal besar. Saweran antar warga belum memungkinkan. Mengharapkan bantuan dari pemerintah setempat, pastinya ada harapan itu. Hanya saja kapan bisa ter-realisi? Pasti pejabat setempat punya pertimbangan dan kalkulasi sendiri lebih merealisasikan.

Pembuatan Kereta Gantung

Tiba-tiba muncul rasa penasaran dan ingin tahu, bagaimana awalnya kereta gantung ini di buat. Pertanyaan yang wajar dong.

Membuatnya secara gotong royong sebagai corak khas masyarakat desa pada umumnya. Menunggu waktu air laut surut, ombak tenang, 3 orang warga berenang menyeberang menuju Pulau Timang.Menggunakan pelampung sudah pasti meski umumnya sudah mahir renang.

Ombak besar begini apa memungkinkan untuk renang nyebrang? Ooo…tetap bisa. Dalam setahun ada waktu ombak tenang dan arus permukaan lemah. Untuk ber-jaga-jaga agar tidak hanyut terbawa ombak, ada warga lain yang mengawasi dan siap menolong jika kemungkinan buruk itu terjadi.

Ombak menghantam saat nyebrang
Ombak menghantam saat nyebrang
Ket foto : Tidak jarang dan susah di prediksi saat di tengah kena hantaman ombak

Renang menyeberang sambil membawa peralatan yang di butuhkan untuk memasang pijakan gondola di seberang. Tiba di pulau Timang, lalu memanjat menggunakan alat seadanya sampai di atas. Proses memanjat tidaklah sulit meski harus tetap hati-hati. Itu karena sudah biasa.

Setelah menemukan titik yang tepat dan aman, dengan kayu di bangunlah pijakan atau istilahnya “station” di pulau Timang. Setelah siap di rentangkan tali sebanyak 6. Setelah siap baru di uji coba. Beberapa kali uji coba akhirnya siap di gunakan seperti sekarang. Secara keseluruhan prosesnya bisa sebulan, karena sangat tergantung kondisi ombak.

gotong royong menarik gondola
gotong royong menarik gondola
Ket foto : dengan tenaga manual, 4 sampai 6 warga menarik tali gondola. Demikian di lakukan di seberang sana.

Pasrah

Sungguh tidak menyangka bagi warga setempat, keberadaan gantung ternyata membuat daya tarik pengunjung. Sarana mencari lobster ternyata memiliki nilai komersial dari sisi wisata. Tidak jarang yang ke sini karena penasaran dengan kereta gantung ini. Salah satunya saya. Tahunya karena bagus, indah, menjadi alasan pantai Timang semakin ramai di kunjungi. Awalnya pun warga dengan tingkat pemahaman dunia wisata masih terbatas, tidak terpikir jika ada karakter traveler yang memiliki niat khusus, ekstra nyali dan ingin mencoba kereta gantung.

Peluang mendatangkan penghasilan maka untuk menyebrang pun di tarik biaya 150 ribu per orang pp. Dulu sempat di charge200 ribu. Entah di tarik harga segitu, entah juga kenapa harganya jadi turun. Untuk yang merasa penasaran biaya tersebut cukup terjangkau. Pun terasa mahal, ketimbang penasaran, masa gagal uji andrenalin, ya di siapkan saja dana segitu. Yang penting sensasinya itu lho.

Sayangnya saya termasuk yang tidak memiliki nyali untuk mencoba kereta gantung. Meski pernah berkutat sebagai diver, penyelam aktif, yang terbawa arus, tetap saja merinding. Ekstrim activity seperti tandem paralayang beberapa kali, tetap tidak menggugah nyali agar lebih berani. Akhirnya hanya bisa pasrah menyaksikan pasangan yang lebih bernyali dan pernah mencoba menyebrang pulang pergi, dan aman selamat kembali.

Gimana ngga mau ngeri, ketinggian saat melintas kurang lebih 100 meter dari permukaan laut. Hempasan ombak besar tiba-tiba bisa menghempaskan saat berada di tengah. Bagaimana kalau mandeg atau stop di tengah karena ada gangguan teknis? Apa ngga merinding. Proses operasional yang masih manual menjadi pertimbangan juga. Menyaksikan mereka yang bernyali, tidak ada breafing khusus sebelum kereta gantung di tarik. Hanya ada pertanyaan, “sudah siap?”, begitu penumpang merasa oke, 5 orang warga segera menariknya. Tidak ada alat pengaman jika kemungkinan buruk terjadi. Pastinya tidak ada jaminan asuransi kecelakaan. Melihat kondisinya begini mana ada yang pihak asuransi menanggung.

Uji nyali
Uji nyali
Ket foto : Inilah yang paling istimewa dari Pulau Timang, Sensasi uji nyali

Hanya satu yang bisa membuat kita nyaman saat nyebrang, yaitu PASRAH dan PERCAYA sungguh-sungguh kemampan alat membawa diri pulang pergi secaa aman. Jangan berpikiran lain selain pasrah dan percaya. Jangan pula bertanya, “bagaimana jika tiba-tiba tali-nya putus di tengah jalan”. Sekali lagi jangan bertanya itu. Sangat mungkin kita akan mendapat jawaban yang bikin merinding dan akan mengurungkan niat : “ANDA ADALAH ORANG PERTAMA YANG JATUH”.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Travel Story Selengkapnya
Lihat Travel Story Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun