Mohon tunggu...
Adolf Izaak
Adolf Izaak Mohon Tunggu... Karyawan swasta -

Orang kantoran tinggal di jakarta yang suka moto, traveling, di negeri tercinta Indonesia. bercita-cita ingin menjadi travel writer, travel photographer, khusus Indonesia

Selanjutnya

Tutup

Travel Story Artikel Utama

Wisata Bareng Eceng Gondok di Rawa Pening, Mau Coba?

31 Januari 2017   11:59 Diperbarui: 31 Januari 2017   17:11 745
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Menilik judul di atas barangkali ada komentar, ah ada-ada saja nih. Aneh, nggak biasa. Biasanya pelesiran bareng keluarga, pasangan, teman, lah ini bareng eceng gondok. Ya nggak heran sih dengan keheranan begini. Bukan mengada-ada, faktanya memang begitu. Cobalah datang ke Rawa Pening di Ambarawa Jawa Tengah.

Menyebutkan tempat plesiran menarik di Ambarawa, yang terkenal antara lain Museum Kereta Api, Gedong Songo, Rawa Pening, Kampoeng Rawa, Benteng Willem II, Bandungan, Kopeng, Eling Bening, Losari Coffee Plantation Resort, Museum Palagan, Umbul Sidomukti, dan masih ada lagi misalnya beberapa air terjun. Wuiiihh... butuh semingguan kalau mau datangi semua. Di antara semua ini saya paling suka Rawa Pening.

Menarik & Masalah

Waduk alam yang luasnya 2.760 hektar memiliki daya tarik terutama penggemar fotografi alam seperti saya ini. Yang nggak hobi foto pun ternyata suka juga ke sini. Subuh sampai pagi, antara pukul 5 - 7 pagi, biasanya menghadirkan suasana yang sangat eksotis di berbagai sudut Rawa Pening. Letaknya yang dikelilingi Gunung Merabu, Gunung Telomoyo, dan Ungaran, dipadukan luasnya danau dengan berbagai obyek di atas, dengan cahaya pagi yang masih hangat, wooouww... nggak heran kalau berdecak kagum sangat indah. Letak ketinggian sekitar 900 dari permukaan laut bikin udara sejuk dan menyegarkan. Di beberapa tempat di sekitar Rawa Pening masih sepi alami. Sejauh menghirup udara tidak merasakan polusi debu masuk ke tubuh. Sangat bikin betah, pake “sangat”, meemuaskan memencet tombol shutter sesering mungkin.

Ket foto : dengan kapal seperti ini, dari tempat Wisata Bukit Cinta saya menyewa yang sejamnya kalau tidak salah 40 ribu, menyusur Rawa Pening, walau tidak cukup waktu menjangkau semua sudut Rawa Pening. Kami sempat ragu apakah bisa kapal menerobos eceng gondok. Ternyata bisa.|Dokumentasi pribadi
Ket foto : dengan kapal seperti ini, dari tempat Wisata Bukit Cinta saya menyewa yang sejamnya kalau tidak salah 40 ribu, menyusur Rawa Pening, walau tidak cukup waktu menjangkau semua sudut Rawa Pening. Kami sempat ragu apakah bisa kapal menerobos eceng gondok. Ternyata bisa.|Dokumentasi pribadi
Ingin merasakan sensasi berperahu di Rawa Pening, kenapa tidak mencoba? Tidak perlu keliling ke seluruh pelosok karena akan membutuhkan waktu bahkan dua hari. Cukup di beberapa tempat saja, atau menyusur rawa. Sightseeing sekitar sejam dua jam rasanya akan puas. 

Hanya saja saat kita datang menikmati pesona Rawa Pening, mau tidak mau kita akan terusik dengan keberadaan satu ini. Apalagi kalau bukan tumbuhan eceng gondok (eichornia crasippes). Kehadirannya sudah dianggap mengganggu. Data terakhir telah menutup permukaan danau seluas 600 hektar. Wah... wah... SOS Rawa Pening karena si eceng ini, kata rekan aktivitas lingkungan hidup.

Ket foto : dengan mesin kapal sekitar 2 pk kami menyusuri beberapa sudut Rawa Pening yang di kelilingi Eceng Gondok| Dokumentasi pribadi
Ket foto : dengan mesin kapal sekitar 2 pk kami menyusuri beberapa sudut Rawa Pening yang di kelilingi Eceng Gondok| Dokumentasi pribadi
Tumbuhan ini sudah dianggap sebagai gulma, yaitu sekelompok tumbuhan yang tidak diharapkan kehadirannya terutama di lahan pertanian, karena tidak memberikan hasil positif yang bisa dimanfaatkan. Pertama kali ditemukan oleh ilmuwan dari Jerman bernama Carl Friedrich Philipp von Martius, di hutan Amazon Brazil 1824, tumbuh di permukaan mengapung di air. Pertumbuhannya sangat cepat. Mudah menyebar bahkan sampai ke saluran-saluran air sungai. Ancaman, menghambat aliran air dari beberapa sungai ke Rawa Pening

Sudah pasti bikin galau nelayan yang menggantungkan hidup dari Rawa Pening. Gimana tidak galau, gara-gara eceng gondok ini susah mencari ikan. Nelayan harus ekstra tenaga menerobos lautan eceng gondok, mencari permukaan yang tidak tertutup, lalu nebar jala. Sangat susah mencari ikan di tengah-tengah eceng gondok. Jangan bicara gimana jual ikan, bisa dapat sekilo ikan aja udah susah.

Jika di data ada beberapa dampak buruk dari eceng gondok. Pertama, Karena menutup permukaan air maka terjadilah penurunan jumlah cahaya yang masuk ke dalam air. Akibatnya menurunkan tingkat kelarukan oksigen dalam air. Padahal, proses oksigen sangat diperlukan kelangsungan hidup ikan-ikan atau penghuni lain yang memiliki nilai manfaat.

Kedua, meningkatnya evapotrranspirasi. Apa itu? Arti simpelnya, bagian terpenting dalam siklus air. Gabungan dua kata Evaporasi dan Transpirasi. Penghambatan proses pelepasan uap air ke udara karena tertahan oleh tumbuhan. Dengan kata lain Eceng Gondok berperan menghambat penguapan air ke udara sebagai bagian terpentin g dalam siklus air. Karena sudah di serap lebih dulu oleh daun-daunnya yang lebar serta penyebarannya.

ket foto : Baru saja kami start, sudah disambut si eceng gondok|Dokumentasi pribadi
ket foto : Baru saja kami start, sudah disambut si eceng gondok|Dokumentasi pribadi
Ketiga, eceng gondok yang sudah mati akan turun ke dasar air sehingga mempercepat proses pendangkalan. jika jumlahnya sedikit sangat mengganggu ekosistem ikan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Travel Story Selengkapnya
Lihat Travel Story Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun