Berakhir sudah nasib terdampar kami. Yang harusnya bisa landing pukul 10 pagi tadi baru bisa pukul 19.30. Berapa jam tuch delay, ya sekitar 9 jam-an. Namun kami hanya mendapat kompensasi snack dan makan siang nasi dan satu telur plus air mineral, yang tadi saya abaikan. Kompensasi uang 400 ribu sesuai peraturan karena delay 4 jam, tidak dilakukan airline. Barangkali airline punya perhitungan sendiri kenapa tidak diberikan kompensasi uang itu. Hitungan jumlah delay penumpang dan airline bisa saja berbeda. Kalau sudah begini ya hitungan airline yang benar.
Ah sudah lah. Bukan duit Cuma 400 ribu yang saya kejar. Yang penting sudah bisa landing di Yogya, sudah bersyukur. Meski harus kecewa sudah hilang waktu satu hari. Rencana plesiran ke benteng Vredeburg dan museum Affandi batal.
Nasib saya masih tergolong baik. Ada sekelompok turis dari Thailand yang rencananya hanya sehari saja jalan-jalan di Yogya, terpaksa harus kehilangan waktu gara-gara delay panjang begini. Apakah pihak airline memberikan perhatian kepada mereka? Entah lah. Bagaimana nasib turis tadi selanjutnya, maafngga mampu berpikir. Cuma bilang ke mereka sebelum boarding tadi di Soekarno Hatta “semoga kapok ya ke Indonesia lagi”.
Akhirnya fragmen “Orang Jakarta yang terdampar di Jakarta” selesai sudah. Delay memang tidak asyik. Untungnya ada celah-celah untuk menghibur diri. Seperti moto senja di atas. Lebih dari itu delay berjam-jam, terlepas siapa yang salah dan tidak mendapat kompensasi yang memuaskan, akhirnya meninggalkan pengalaman yang bisa dibagikan kepada para penggemar traveling khususnya. Sudah pasti tidak berharap terulang lagi. Cukup sekali ini saja.