Mohon tunggu...
Adolf Izaak
Adolf Izaak Mohon Tunggu... Karyawan swasta -

Orang kantoran tinggal di jakarta yang suka moto, traveling, di negeri tercinta Indonesia. bercita-cita ingin menjadi travel writer, travel photographer, khusus Indonesia

Selanjutnya

Tutup

Travel Story Pilihan

Orang Jakarta Terdampar di Jakarta - 2 (Selesai)

15 Januari 2017   21:55 Diperbarui: 15 Januari 2017   22:36 520
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Akhirnya kami mendarat di Soekarno Hatta Jakarta sekitar pukul 12 siang. Berarti sudah 2 jam “delay” dari rencana pukul 10.10. Kenyang muter-muter sejam lebih di atas daerah Kulonprogo, di ketinggian sekitar 15.000 feet atau 5 ribu meter, wajar bahan bakar pesawat mulai menipis. Pertanyaan kenapa tidak mendarat saja di bandara terdekat seperti di Solo atau Semarang atau Surabaya, bukannya pilot di rencana penerbangan sudah paham. Pramugari Cuma menjawab, “biasanya perintah dari air traffic control”.

Ke Jakarta

Para penumpang terhormat, kita telah mendarat di bandara Seoekarno Hatta. Selamat datang di Jakarta”. Pengumuman dari awak kabin sama sekali tidak asyik. Kami tidak berharap mendarat di Jakarta. Tujuan kami awalnya adalah Denpasar Yogya.

Setelah mendarat, pesawat taxi, dan berhenti, kami tidak di-ijin-kan turun. Sambil menunggu clearance untuk berangkat lagi ke Yogya, pesawat mengisi bahan bakar. Hiburan selama menunggu di pesawat 2 snack biskuit plus air mineral satu. Ah ngga nendang. Perut lapar. Minta makan ke airline, hahaha....mana mungkin Low Cost Airline ini mau siapain. Problem berat nich.

Setelah sejam menunggu di dalam pesawat, karena tidak ada kepastian sampai berapa lama kami terbang kembali ke Yogya, akhirnya ada pengumuman penumpang di persilahkan turun ke terminal. Lega….karena yang ku-incar adalah mencari restoran untuk mengisi perut. Mahal ngga apa-apa.

Terdampar

Walau kesal dengan kondisi delay begini, sempatkan bergurau. Saya orang Jakarta. KTP asli keluaran kelurahan Pulogadung, Jakarta Timur, seharusnya bisa sekalian pulang.Eiiiittt pun mau jelas tidak bisa. Bagasi tidak bisa di keluarkan. Tidak ada kebijakan Airline untuk mengeluarkan bagasi saya. Kedua, saya sudah booking hotel di Yogya untuk tanggal hari ini, 23 Desember sampai besok. Kemudian, saya sudah pegang tiket Yogya Jakarta status ok untuk tanggal 24 Desember esoknya. Hangus lah jika harus di batalkan.

Yang menarik walau tidak asyik, status penerbangan JT 569 tidak tertera di flight schedule bandara Soekarno Hatta. Itu rutenya Denpasar Yogya. Jadi….??? Yeeeeaaaa…..saya orang Jakarta yang TERDAMPAR di Jakarta…..hahahaha…..

Candaan ini lumayan sedikit menghibur. Teman-teman di media social menanggapi lucu saat saya share “status” saya sebagai orang “terdampar”. Ini pengalaman baru pertama kali. Delay beberapa jam di kota lain pernah. Namun dengan status sebagai orang Jakarta yang “terdampar” di Jakarta baru kali ini.

Setelah semua penumpang turun ke terminal, terjadilah pemandangan yang tidak asyik di lihat. Rata-rata berkerumun menanyakan berapa lama delay, jam berapa berangkat lagi, dll. Terlihat ada beberapa penumpang yang emosi karena mendapat jawaban tidak memuaskan. Saya terpaksa tidak peduli mengingat kondisi perut tidak bisa di kompromi lagi.

Ket foto : Penumpang JT 569 berkerumum depan receptionis menanyakan kepastian penerbangan. Petugas pasrah menghadapi kemarahan
Ket foto : Penumpang JT 569 berkerumum depan receptionis menanyakan kepastian penerbangan. Petugas pasrah menghadapi kemarahan
Sengaja singgah di resto “JW Lounge”. Selain bisa “all you can eat”, tempat menunggu menjanjikan kenyamanan dan ada smooking room. Saat mendaftar ke receptionis seperti biasa di Tanya terbang kemana dan nomor penerbangan. Saat ku sebutkan JT 569, “nah bingung khan. Memang ngga ada no flight ini disini. Kami sedang terdampar”, gurau ku. Di papan pengumuman keberangkatan juga tidak tertera. Bingung khan...?

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Travel Story Selengkapnya
Lihat Travel Story Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun