Artikel ini tidak bermaksud beriklan. Tetapi memang pada kenyataannya ragam kejadian bisa saja terjadi selama traveling. Apa yang aku alami di Ternate kira-kira bisa dirangkum dalam satu kalimat judul di atas. Barangkali pengalaman ini agak langka. Gara-gara kejadian yang barangkali cuma sekali selama traveling telah mengubahku memilih maskapai untuk traveling berikutnya.
Karena kendala budget akhirnya suatu hari memutuskan menanggalkan pilihan menggunakan maskapai milik pemerintah. Apa boleh buat. Karena harganya bahkan selisih hampir 2 kali lipat di banding airline lain. Selisih harga yang sering cukup jauh telah mengajak untuk memilih maskapai lain. Yang penting terbang murah, tiba selamat.
Sekitar pukul 11 siang waktu setempat (WIT) sudah tiba di Bandara Sultan Babullah, Ternate. Sebagai calon penumpang yang baik ingin check in tepat waktu sesuai aturan main. Rencana terbang pukul 13.00 WIT.
Cukup terkejut tiba di counter check in belum ada petugas yang biasanya stand by. Tidak terlihat juga penumpang yang mengantre. Padahal sudah waktunya check in. Ada apakah gerangan? Tidak ada yang memberikan penjelasan. Kecuali petugas check in dari alirline lain di sebelahnya mengatakan penerbangan Wings ke Manado dibatalkan. Untuk kepastiannya silakan hubungi kantor Wings di depan. Oya…? Kalau informasi itu benar, hhhhmmm….gimana nich yang akan ke Manado?
Lah kalau skenario ini terjadi, berarti kudu semalam lagi di Ternate. Besok sudah harus terbang dari Manado ke Jakarta. OMG….!!! Tuhan, bukakan jalan yang terbaik agar aku tidak merana di daerah orang. Begitu doaku.
Sementara kami menunggu, kami saling curhat sesama calon penumpang. Ya sedikit hiburan. Ternyata nasibku masih mending. Ada calon penumpang yang harus langsung terbang dari Manado ke Jakarta. Pakai connecting flight Ternate-Manado-Jakarta. Lah jadinya…? Entah. Suguhan makan dari airline tidak kami gubris. Jawaban kepastian nasib kami akan jauh lebih nikmati ketimbang suguhan nasi + telor bulat + aqua gelas.
Norak
Sekitar 1.5 jam kemudian kembali kami datangi kantor Wings untuk menanyakan informasi lanjutan. Bakalan diinapkan, ditunda besok, atau duit di kembalikan, lalu suruh airline sendiri, atau? Oooowww….ternyata kami mendapat informasi yang di luar perkirakan. Alloh Maha Baik membukakan jalan. Kami mendapat kabar akan diterbangkan dengan Garuda, yang akan berangkat ke Manado sekitar pukul 13.30.
Ah Lega akhirnya diterbangkan juga. Lalu...woowww ngga salah nich naik Garuda? Itu khan airline mahal. Pasti suruh tambah biaya. "Enggak… Sama sekali tidak ada tambahan biaya. Sudah di tanggung Wings,” kata petugas. Woouowww….surprise.
Segera administrasi peralihan tiket dibereskan. Koordinasi antara petugas Wings Air dan Garuda berjalan cukup baik. Beruntung pertama ada Garuda yang waktu terbangnya hampir bersamaan dengan Wings ke Manado. Kedua, masih ada seat di Garuda untuk menampung sekitar 15 calon penumpang dari Ternate ke Manado termasuk saya. Cuma ya gara-gara mengurus penumpang dadakan, Garuda harus delay 30 menit.
Antara percaya dan tidak akhirnya bisa menikmati lagi penerbangan Garuda. Walau singkat cuma sekitar 50 menit dari Ternate ke Manado. Saat memasuki kabin Garuda yang disambut senyum ramah pramugari dan pramugara, aku merasa canggung. Belum mampu mengingat berapa tahun yang lalu terakhir naik maskapai ini. Pastinya suguhan wangi segar, suasana kabin, membuat diri ini terpana.
Kenorakan diri pun terjadilah. Saat pembagian snack, yang lazim sebagai maskapai full service, aku sempat tahu diri. “Maaf pak, saya limpahan dari Wings Air,” kataku ke pramugari yang menyodorkan snack. Antara mau-mau tidak ceritanya. Ngga nolak dikasih snack sebenarnya. Tapi tahu diri kan cuma limpahan dari maskapai lain yang tidak menawarkan snack. Dijawab ramah, "Oo ngga apa-apa, Pak. Semua yang menjadi penumpang disini berhak menerima."
Ada Harga, Ada Barang
Hhhmmm…surprise. Mencoba menikmati penerbangan singkat yang di ketinggian 24 ribu kaki, sekitar 8000 meter dari permukaan lain. Saat mendarat mulus di Bandara Sam Ratulangi yang sedang diguyur hujan, aku merasakan penerbangan ini terlalu singkat.
Kenyamanan selama penerbangan ternyata sudah lama aku abaikan. Prinsipnya murah dan selamat tiba di tujuan. Dari kejadian ini menyadarkan betapa nikmatnya kenyamanan. Cuma ya memang untuk urusan traveling, kenyamanan ada harganya. Ngga ada kenyamanan yang gratis. Ya wajarlah.
Berarti harus siapkan dana lebih untuk menggunakan Garuda. Ngga apa-apa selama mendapat kenyamanan. Kecuali jika penerbangan singkat, misalnya Jakarta-Semarang, Jakarta-Yogya, yang berdurasi 1 jam, bolehlah memilih maskapai yang lebih murah. Lebih dari durasi sejam seperti Jakarta Surabaya, Jakarta Bali, harus berani memilih maskapai yang menyajikan kenyamanan.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H