Mohon tunggu...
Adolf Izaak
Adolf Izaak Mohon Tunggu... Karyawan swasta -

Orang kantoran tinggal di jakarta yang suka moto, traveling, di negeri tercinta Indonesia. bercita-cita ingin menjadi travel writer, travel photographer, khusus Indonesia

Selanjutnya

Tutup

Travel Story Artikel Utama

Aksi Pasukan Oranye Membersihkan Pulau Pramuka

4 Januari 2017   11:57 Diperbarui: 4 Januari 2017   21:07 742
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
salah satu sudut pulau Pramuka yang kerap di datangi wisatawan terlihat bersih. Salah satu andil dari

“Wouuuwww... beda sekali ya (Pulau) Pramuka sekarang”.

Spontan aku mengucapkan manakala melangkahkan kaki dari dermaga menuju penginapan. Terakhir ke sini setahun lalu. Kali ini datang lagi sebagai tradisi melewati akhir tahun. Sedikit pangling melihat dan merasakan yang berbeda.

Pulau yang termasuk gugusan Kepulauan Seribu sejak 2005 sudah mulai ramai dikunjungi traveler. Berluas sekitar 335 ribu meter persegi, berpenduduk sekitar 2000 jiwa, menjadi pilihan karena murah dan meriah. Akses menuju ke Pulau Pramuka tidak sulit, biaya terjangkau. Untuk keperluan pelancong, seperti makanan, sarana snorkeling bagi yang ingin wisata bahari, lengkap. 

Yang terasa beda bukan karena semakin ramai wisatawan. Bukan pula semakin bertambah penginapan, home stay, sebagai respon kebutuhan akomodasi pengunjung. Yang saya rasakan adalah kebersihannya. Daerah sekitar dermaga yang setahun lalu masih terasa kumuh dan kotor, sampah berserakan, sekarang nyaris tidak ada sampah berserakan. Begitu turun kapal, biasanya sudah melihat sampai berserakan di bawah dermaga, tapi kali ini tidak. Hebat!

Kok bisa ya? Apakah memang sudah ada kesadaran warga dan pengunjung perihal kebersihan? Semoga. Tapi ada menarik perhatian saat sore hari jalan di sekitar dermaga dan bagian dalam yang padat pemukiman, yaitu kehadiran “PASUKAN ORANYE”.

Bekerja sendiri maupun bersama-sama para
Bekerja sendiri maupun bersama-sama para
Sekelompok pemuda, bertiga dengan rajin menyapu, mengumpulkan, sampah. Entah dari itu warga pulau atau pengunjung yang masih nyampah mereka ngga peduli. Bekerja... bekerja... dan ternyata tidak hanya sore hari. Malam hari setelah ramai-ramai tutup tahun, beberapa orang “pasukan Oranye”, dengan berbekal sapu, menjalankan pekerjaannya. Wah berarti mereka ngga ikut “pesta” tahun baru.

Ket : Pasukan Oranye bekerja pagi, siang, malam
Ket : Pasukan Oranye bekerja pagi, siang, malam
Pagi-pagi lagi jalan-jalan, eee melihat lagi “pasukan Oranye”, yang kali ini ber-lima, bekerja dengan cekatan, nyapu, mengumpulkan sampah, lalu meletakan di pungumpulan akhir. Luar biasa! Tidak hanya jalan yang biasa dilalui warga, laut di sekitar dermaga mereka garap juga. Dengan jalan yang biasa untuk mengambil ikan di gunakan untuk mengambil plastik, daun, apa saja yang mengganggu pemandangan. Karena ngambilnya manual di laut, berarti mereka harus siap berbasah diri.

Hampir semua sudut pinggir pantai di
Hampir semua sudut pinggir pantai di
Sempatkan bertegur sapa dan obrolan kecil dengan mereka. Mengerti jika obrolan tidak bisa lama. Kurang sopan juga ganggu kerja mereka. Sebenarnya penasaran juga tanya gaji mereka. Lagi-lagi makin tidak etis. Sudah lah.

Ket : Pasukan Oranye lain yaitu kapal pengangkut sampah
Ket : Pasukan Oranye lain yaitu kapal pengangkut sampah
Dari obrolan tadi, hhhmmm.... mereka kerja setiap saat. Mencakup terutama tempat-tempat yang ramai yang potensi kotor sendiri. Keberadaan “pasukan Oranye” ngga perlu heran. Di darat, maksudnya di Jakarta, sudah banyak menyebar. Mereka Petugas Penanganan Sarana dan Prasarana Umum (PPSU). Bagian dari program pemberdayaan masyarakat yang terutama menanggulangi bahaya banjir. Namun bisa diberdayakan sebagai petugas kebersihan.

Hasil
Hasil
Persis yang diucapkan salah satu petugas yang saya tanya tadi. Mereka semua orang pulau. Bekerja dibayar dengan upah ideal. Tidak banyak namun cukup. Mereka pun senang. Di saat sulit menjadi pekerjaan, dengan bergabung menjadi “pasukan Oranye” akhirnya punya penghasilan.

Hasil kerja mereka? Nah itu dia yang bikin terkejut. Sejauh saya jalan ke sudut-sudut pulau, berbeda setahun lalu, sekarang sudah bersih. Harus di akui sedikit banyak andil dari “pasukan oranye”. Kesadaran warga, pengunjung, dan siapa saja di pulau supaya tidak nyampah sangat di harapkan. Sekarang, melihat dan merasakan hasil kerja “pasukan oranye”, mau tidak mau keberadaan mereka sangat dibutuhkan. Apalagi jika terwujud kerja sama yang kompak dengan warga pulau. Hasilnya? bisa ditebak.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Travel Story Selengkapnya
Lihat Travel Story Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun