Dalam bidang matematika kita tahu ada Phytagoras dari Yunani, Leonhard Eulerdari Rusia, Fibonacci, bahkan Al-Khawarizmi dari daerah timur laut Kaspia. Dalam bidang Fisika kita punya Einstein yang Yahudi, Aristoteles dari Yunani, Newton, dan Al Haitham sang pakar optik dari Mesir. Dan masih banyak sekali bidang pengetahuan yang mendapat sumbangsih
Peradaban kita sekarang dibuat oleh sumbangsih beragam agama dankepercayaan. Mulai dari para pemuja dewa olimpus, Tian, Budha, Allah, Yesus Kristus, dewa dewa Hindu, bahkan pemeluk kepercayaan Jawa Kuno! Ironis bahwa peradaban disusun oleh kerjasama (secara langsung atau tidak) berbagai pihak,yang (beberapa dari antaranya) sekarang saling mengkafirkan.
Kita sama sekali tidak belajar dari para ilmuan dan penemu di atas, mereka hanya sibuk mengembangkan bidang ilmu mereka, bukannya sibuk mengkafir-kafirkan agama lain, apalagi sibuk menjelek-jelekkan penemu dan ahli lain sebelum dirinya.
Atau kita harus bilang, mungkin karena jaman dulu belum ada sosmed?
Yah, setidaknya ini yang akan saya lakukan. Stop mengomentari semua yang berhubungan dengan pilkada, demo, ulasan siapa yang benar dan salah, dan segala hal yang berhubungan dengannya. Stop sharing tentang semua hal itu. Sharing sebanyak mungkin berita lain yang lebih menyenangkan. Dan terakhir, lebih banyak ngobrol dengan teman-teman saya, tentu dengan topik yang lebih menyejukkan.
Ga jadi off in facebook?
Yah, gimana ya.. Kadang melihat sebuah foto atau kabar saja, bisa cukupmembuatmu tersenyum seharian bung. Berat melewatkannya.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H