Mohon tunggu...
Adolf Roben
Adolf Roben Mohon Tunggu... Administrasi - Pekerja kantoran

Pemuda paruh baya pada umumnya

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Antara Ramen dan Mi Godog

20 Maret 2016   23:08 Diperbarui: 20 Maret 2016   23:34 279
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Humaniora. Sumber ilustrasi: PEXELS/San Fermin Pamplona

#standing applouse, please#

Ramen --> Mi instan --> Industri Nasional --> Industri Internasional --> Mahasiswa Bahagia

Dari sini sebenarnya kita bisa belajar, hal-hal kecil kalau dijalani sepenuh hati itu peluangnya besar sekali. Meskipun ada saatnya sudah sepenuh hati lama sekali tapi masih gagal juga, seperti kisah cinta saya #halah#. Sepenuh hati kadang menyakitkan memang #halah lagi#.

Suatu Hari di Jogja, dua tahun lalu..

Saya selesai menghadiri sebuah acara wisuda, dalam rangka tugas dinas. Setiba di hotel, saya yang kelaparan langsung kabur ke warung terdekat untuk pesan mi godog.

Dan rasanya enak banget, enak..banget...
“Weh, uenak pak mi godog e..”
“Maturnuwun mas, memang sudah lama kok jualannya, sejak jaman Orde Baru baru..”
“Sejak dulu disini pak?”
“Iya mas”, kata bapak itu dengan ramah dan senyuman khas orang Jogja.

Selesai makan, puas dan kenyang, saya bayar. Melangkah keluar warung, menatap agak lama warungnya sebentar dan berpikir. Warung kecil, sederhana, sejak jaman Orde Baru. Entah kenapa jadi resah. Ga ada yang salah kok hidup sederhana, tanpa banyak ambisi.

Tapi di jalan menuju hotel, entah kenapa kata-kata itu terngiang di pikiran saya.
“Warung kecil, sederhana, sejak Orde Baru.. Warung kecil, sederhana, sejak Orde Baru..”

Makassar, 20 Maret 2016.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun