Mohon tunggu...
Brader Yefta
Brader Yefta Mohon Tunggu... Administrasi - Menulis untuk berbagi

Just Sharing....Nomine Best in Specific Interest Kompasiana Award 2023

Selanjutnya

Tutup

Financial Artikel Utama

Mengapa Orang Sudah Kaya, Masih Juga Kredit tapi Tak Beli Tunai?

16 Oktober 2023   19:08 Diperbarui: 17 Oktober 2023   09:42 2038
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Just Sharing....

Dalam pengalaman bekerja, kerap menemui nasabah yang secara ekonomi terbilang kaya dalam persepsi mayoritas masyarakat. 

Anggapan seperti orang kaya itu dapat dilihat dari rumahnya berlantai tiga, punya mobil pribadi lebih dari dua unit, punya banyak unit bisnis, mampu sekolahkan anak di sekolah internasional hingga jabatan mentereng. 

Menariknya, meski dinilai masuk dalam katagori golongan ekonomi menengah ke atas, sebagian dari mereka tetap punya kredit dan kewajiban cicilan. Bukankah mereka sebenarnya bisa beli tunai sejumlah barang daripada kredit? Stok tabungan yang dimiliki lebih dari cukup.

Saya punya seorang debitur pendidikan S2. Mengelola sebuah cafe yang cukup terkenal di pusat kota. Ada cabang lain juga yang mana dia investasi di sana. Dia jarang ada di tempat usaha karena dikelola oleh sejumlah anak buahnya. Cukup kontrol jarak jauh. Sesekali mampir buat sidak. 

Manakalanya berkunjung ke warkop modern itu yang digandrungi anak muda generasi 2000-an, salah seorang pelayan berkata, "Bos lagi terbang. Entah terbang kemana. Yang pasti bukan terbang dengan malaikat bersayap, hehe". 

Ketika melihat piutang unit yang dikredit itu berupa harga iPhone 14 pro max yang kisaran beli tunainya 19 jutaan, saya dan Anda mungkin berpikir sederhana. Apa susahnya sih dia bisa beli tunai daripada mencicil selama sembilan bulan. 

Toh dia setiap kali mampir ke kafenya mengendarai mobil pribadinya keluaran tahun 2021. Beli mobil aja dia bisa, apalagi beli gawai bikinan perusahaan Apple itu. 

Itu contoh yang pertama. Mari kita pindah ke salah satu debitur lain dengan latar belakang eknomi yang tak jauh berbeda. 

Pendidikan hanya tamatan SMA, tapi telah lama bergelut dengan bisnis toko bahan bangunan. Terbesar di kecamatan. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Financial Selengkapnya
Lihat Financial Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun