Mohon tunggu...
Brader Yefta
Brader Yefta Mohon Tunggu... Administrasi - Menulis untuk berbagi

Just Sharing....Nomine Best in Specific Interest Kompasiana Award 2023

Selanjutnya

Tutup

Inovasi Pilihan

Media Online dalam Media Sosial, Mencerahkan Netizen atau Memecah Belah?

29 Maret 2022   13:33 Diperbarui: 29 Maret 2022   14:04 162
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Hanya coretan ringan dari warung pinggir pantai....

Duduk di tepi pantai sembari menikmati segelas kopi atau teh, bisa jadi mengisi kembali energi dan fokus. Biasanya sebagian orang akan membuka gawai dan menikmati juga beraneka berita dari media online dalam versi medsos. 

Hari - hari harimau. Mungkin kiasan ini rasanya berlebihan tapi memang agak mengkuatirkan bila menjadi penikmat informasi via media online berbalut media sosial. Padahal sejumlah media online ini berafiliasi dengan media utama yang dikenal publik. 

Beberapa minggu mengulik lapak berita lewat FB, twitter juga instagram, ada dua warna di dalamnya. Berita-berita seputar artis berubah keyakinan, IKN, Jokowi dan isu tiga periode kepemimpinan, Mbak Rara si pawang hujan Mandalika, hingga yang lagi viral seorang ustad mengharamkan kerja di pabrik rokok. 

Di satu sisi memberi kemudahan dan kepraktisan bisa dikonsumsi hanya dengan sekali klik, namun mengandung resiko di balik itu. Tak ada batasan terkait unggahan dan juga komentar pembaca yang tanpa kontrol. 

Ibarat membuat rujak, media sosial milik media arus utama ini hanya menyediakan dan melempar beraneka buah. Tak lupa bumbu kacang, gula jawa, gula putih dan cabe level berapa pun tersedia. 

Melempar berita dengan judul yang dikreasikan sepanas mungkin demi mengaduk-aduk emosi dan mindset pembaca. Persis kayak abang tukang rujak. Mau yang manis, yang asem, sedikit asin atau yang pedes level 30 sampe bikin bibir dower terserah Anda. 

Atau dalam analogi yang mirip, gue sediakan ring tinju, pembaca berantem sendiri dah. Babak belur komentar, cakar-cakaran, jambak-jambakkan, suka-suka kalian dah. Gue nonton dan nikmati permainan kalian wahai para follower ku di FB, twitter atau instagram.

Sebenarnya, fungsi media juga bisa menyaring opini dan respon dari masyarakat terkait sebuah isu atau kebijakan. Dan itu mungkin diharapkan juga dari masukan dan komentar dimana warga bisa bersuara dalam tanda petik. Tak beda jauh dengan melakukan sebuah proyek survei atau sebuah polling. 

Namun manakala itu menyebabkan sebuah friksi hingga saling caci dan maaf, kata-kata yang ibaratnya kebun binatang, akan menjadi tak nyaman bagi pembaca lain. 

Belum lagi bila komentar dari pembaca berpotensi berbenturan dengan hukum dan undang  undang ITE.  Lalu dimana tanggung jawab media? Melepas tangan kah? Entahlah. 

Dalam beberapa bulan lalu, pernah sekali dua kali akibat sajian sebuah berita media online, saya berniat meluruskan dalam versi dan pemahaman saya tentunya, eh malah komentar tersebut mendapat beraneka balasan. 

Mulai dari yang setuju hingga menolak dengan alasan tertentu. Jadi panjang dan melebar ke ranah SARA, hingga saya memilih lebih baik menghapusnya. Dan hilang sudah bantah-bantahan tersebut. Lebih baik ngga usah nimbrung lagi besok besok dan seterusnya....hehe

Bagi saya adalah lebih baik tidak terlibat dalam pertikaian komentar saling debat saling sikut akibat sajian berita dari media arus utama dalam versi media sosial, yang bisa saja tujuannya untuk memecah belah warga dalam tanda kutip. 

Mulai dari soal keyakinan, SARA, politik, kebijakan pemerintah atau untuk tujuan tertentu demi sebuah agenda di baliknya. 

Di satu sisi mungkin media sesuai fungsinya untuk menyebarkan informasi, tapi informasi yang seperti apa dan yang bagaimana sudah pasti berbeda diterima secara penalaran dan kedewasaan berpikir para pembaca.

Dengan tak adanya saringan komentar, malah bisa melebar dan meruncing kemana-mana. Pembaca berantem dan berdebat dalam bentuk komentar antar pemilik akun-akun di medsos tanpa tau ini akun real atau akun bodong. 

Salam

Brader Yefta

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Inovasi Selengkapnya
Lihat Inovasi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun