Just Sharing....
Saya cukup konsen menonton gelaran voli proliga 2022 sejak awal putaran pertama yang dimulai pada 7 Januari 2022 lalu dan berakhir kemarin 27 Maret 2022. Jadi coretan receh-receh ini bisa dikatakan rekaman peristiwa ala-ala penonton.Â
Tentu sepanjang kompetisi bergulir hampir dua bulan lebih, ada hal-hal  menarik yang bisa disaksikan.Tak beda jauh dengan pertandingan olahraga lain yang manakala kita menontonnya, bisa menunjukkan sisi sportifitas, inspirasi dan melibatkan emosi. Â
Sebagai turnamen tertinggi bola voli di tanah air yang digelar setiap tahun sejak 2002 (kecuali tahun 2021 ditiadakan ), PLN Mobile Proliga 2022 diikuti 6 tim putra dan 5 tim putri.Â
Pada sektor putra ada Kudus Sukun Badak (KSB), Jakarta BNI 46, Palembang Bank Sumsel (PBS), Â Jakarta Pertamina Pertamax (JPP), Â Bogor LavAni dan Surabaya Bhayangkara Samator (SBS). KSB dan Bogor LavAni adalah dua debutan tahun ini.Â
Di sektor putri lima tim yaitu Gresik Petrokimia Pupuk Indonesia (GPP), Jakarta Mandiri Popsivo (JMP), Jakarta Pertamina Fastron (JPF), Jakarta Elektrik PLN (JEP) dan Bandung BJB Tanda Mata (BJB).
Kualifikasi dalam sistem proliga 2022 untuk menentukan tim yang lolos dan peringkatnya tidak beda jauh dengan sistem proliga di beberapa tahun terakhir. Kecuali fase final four yang biasanya dua tim akan bertemu dua kali hanya dibuat sekali saja.Â
Selain itu lokasi penyelenggaraan yang biasanya berpindah-pindah kota dan propinsi menyesuaikan nama kota dan  pemilik klub juga nama sponsor, praktis tak dapat lagi dilakukan karena alasan pandemik.Â
Jadi semua pertandingan di gelar di Padepokan Voli Sentul tanpa penonton. Padahal di tahun-tahun sebelumnya biasanya dihadiri ratusan hingga ribuan penggemar voli dengan kisaran harga tiket mulai 25 ribu ke atas.Â
Saya sendiri pernah menonton langsung beberapa tahun lalu ketika masih berkantor di Bali ketika pertandingan di gelar di salah satu GOR di sebuah kota di Jawa Timur.Â