Coretan senja kedua...
Tak sengaja malam ini hendak tidur, dari seberang rumah masih terdengar dendang suara anak - anak muda generasi Z. Mereka lagi nongkrong sembari nyanyi dan gitaran.Â
Ah...aku juga dulu pernah ada di umur mereka dengan kebiasaan yang hampir sama, kataku membatin. Nongkrong, nyanyi, ngopi, ketawa- ketiwi sampai jam 12 malam di rumah teman. Biasa anak cowok.Â
Tapi yang bikin kepikiran adalah sejumlah lagu yang dinyanyikan mereka. Bukan lagu - lagu bertema cinta ala anak bocil bocil seusia mereka.Â
Tapi beberapa adalah lagu lawas yang bahkan saat seusia mereka dulu, lagu itu adalah generasi kakak - kakak saya ato mungkin orang tua.Â
Coba dengar apa yang remaja- remaja jaman now kelahiran 2000 an itu nyanyikan. Selain lagu Buih jadi permadani yang viral itu, lalu sayup- sayup terdengar lagu Ebiet G Ade dan Iwan Fals.Â
" Di kantin depan kelasku, di sana kenal dirimu. Yang kini tersimpan di hati, jalani kisah sembunyi.."Â
Itu lirik lagu Buku Ini Aku Pinjam. Salah satu lagu yang juga saya suka bahkan hapal.
Tapi apakah mereka tau begitu banyak warna - warni kisah di balik buku catatan anak sekolah jaman dulu yang kerap jadi inspirasi dalam sejumlah lagu.Â
Dua hari lalu, saya membaca kisah kocak dari seorang suami di grup FB komunitas abg jaman dulu perihal surat cinta warna merah muda.Â
Jadi istrinya sekarang adalah teman satu SMU (dulu disebut SMA). Dan surat warna pink dengan tinta hitam itu adalah ungkapan hatinya tuk nembak istrinya.Â
Cara menyatakannya dalah dengan pura- pura meminjam buku catatan istrinya kala masih berseragam putih abu- abu. Dia lalu menyisipkan surat tersebut ke dalam buku saat mengembalikan dan berharap si cewek membacanya.Â
Sampai kini surat tersebut masih jadi kenangan abadi yang tersimpan di lemari mereka. Setiap kali bertengkar ato marahan, meski sudah 25 tahun menikah, si suami akan membaca kembali surat tersebut demi merayu istrinya agar baik kembali.Â
Hehe...justru istrinya malah luluh dan lumer bila dibacain kembali. Hmm.Â
Nostalgia remaja jadul tak bisa lepas dari surat dan buku. Mulai buku harian yang jadi teman melepas uneg- uneg lewat goresan pena hingga buku catatan gabetan yang sengaja dipinjam hanya sebagai modus untuk menyisipkan surat cinta.Â
Warna surat pun unik. Bergambar love love dengan warna pink. Dan aromanya tu kadang harum banget. Sampai bisa disimpan berbulan- bulan apalagi dari si dia yang ditaksir dan berbalas respon.Â
Bila surat tersebut di simpan di buku harian, sudah pasti akan digembok rapat.Bila si dia menyatakan putus, maka korek api bisa jadi senjata pemusnah dengan membakar semua foto dan surat- surat milik mantan. Hehe.Â
Duh...nyeseknya. Apakah ini yang dibilang cinta monyet anak muda jaman dulu manakala belum ada HP ato pager? Hmm...bisa aja. Karena mereka pun pernah muda dalam dekade dan era nya.Â
" buku ini aku pinjam, kan kutulis sajak indah...hanya untuk mu seorang tentang mimpi- mimpi malam.."Â
Dari balik jendela, ku tengok ke teras depan rumah sebelah. Anak - anak muda bocil itu sudah tak terdengar lagi.Â
Mereka rasanya sudah bubar pulang setelah menikmati kebersamaan sesaat dalam genjrengan gitar lagu- lagu lawas jaman muda Mama Papa nya ato Kakek Neneknya.Â
Ternyata lagu lama ngga pernah mati setelah era generasi kamu, kamu dan kamu. Mewarnai perjalanan anak manusia dengan segala warna- warni memori.Â
Salam Senja, Selasa Manis Jadul
Brader Yefta
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H