Kedua, kecenderungan anak yang dibawa sudah berusia di atas 2 tahun. Pada umumnya di usia segini anak sudah bisa bermain sendiri.Â
Si ibu hanya perlu memikirkan di tempatkan di mana di kantor nanti dan diberi mainan ato aktifitas apa agar si anak fokus ke situ tanpa mengganggu aktifitas kerja ibunya.Â
Ketiga, jarang terjadi namun bisa juga jadi penyebab adalah tak ada yang mengawasi buah hati di rumah.Â
Bila si anak biasanya dijaga oleh asisten rumah tangga, baby sitter ato mungkin neneknya, bisa saja suatu saat ada kendala dan mau tak mau, si anak diboyong ke kantor.
Keempat, niatnya mau mengenalkan si anak pada lingkungan kerja ibunya. Umumnya pada buah hati yang sudah berusia 4 tahun ke atas. Sudah bisa di ajak ngobrol dan berkomunikasi oleh sesama rekan- rekan kerja si ibu.
Pengalaman langsung berinteraksi dengan si ibu yang bekerja ditemani si anak, salah satunya di bengkel langganan. Seorang pegawai kasir sembari melayani saya dia juga disibukkan sama anaknya usia 4 tahun.Â
Saya membiarkan dulu si pegawai itu menyelesaikan urusannya dengan anaknya baru melayani pembayaran ongkos servis saya di jam 10 pagi saat itu. Sebenarnya masih ada juga contoh lain yang dijumpai.Â
Bagi saya memang dilema bagi perempuan yang memiliki anak terutama di bawah 10 tahun antara bekerja ato membiarkan buah hatinya di rumah saja.Â
Di satu sisi bila membawa ke tempat kerja, otomatis butuh pengawasan, butuh tempat bermain dan butuh aturan yang membolehkan itu.Â
Namun bila demi pekerjaan mereka meninggalkan buah hati di rumah, tentu ada rasa bersalah dan melawan kodrat sebagai Mama yang seharusnya bersama dalam tumbuh kembang anak.Â
Apakah itu demi uang dan kebutuhan finansial rumah tangga termasuk kebutuhan si buah hati, Â tentu alasannya beragam antara si wanita tersebut dan pasangannya.Â