Meski demikian, katena tujuan awal lembaga pembiayaan untuk menyalurkan kredit ke semua lapisan masyarakat di wilayah tersebut, biasanya ada semacam guidance (arahan) bila pengaju pekerja informal. Ini tentu berbeda-beda di masing-masing lembaga.Â
Dari pengalanan sejumlah nasabah ada yang berprofesi tukang parkir, nelayan, pedagang garam tradisional dan lain sebagainya, ini acuan yang boleh dicoba dengan harapan bisa disetujui.Â
1. Bila punya usaha lain yang secara kondisi lebih baik, lampirkan atau tambahkan itu ke profil pekerjaan
Saya pernah punya nasabah buruh parkir, tapi istrinya usaha nasi kuning di pinggir jalan selama lebih dari 5 tahun. Yang bikin disetujui adalah usaha istri karena itu dianggap lebih stabil dengan pemasukan rutin dibanding suami yang tukang parkir.Â
Ini hanya salah satu contoh, jadi bisa menggabungkan usaha pasangan karena ada sumber lain yang dianalisa juga untuk mengantisipasi risiko.Â
2. Bisa pakai nama pasangan yang punya pekerjaan lebih stabil
Sedikit beda dengan nomor 1 di atas, nomor 2 ini memakai nama suami atau istri sebagai pengaju karena secara kapasitas mampu dengan cicilan tersebut.Â
Opsi ini biasanya untuk menghindari ditolaknya pengajuan karena tidak bisa kalau calon nasabah pekerja informal.Â
3. Coba ajukan kredit paling kecil atau minimal
Umumnya cicilan tidak melebihi 30% dari penghasilan. Semakin kecil pinjaman dan semakin kecil cicilan, ada kemungkinan lebih besar disetujui.Â
4. Lampirkan riwayat kredit lancar, lebih bagus bila dulu pernah kredit di sana