Paling Nggak Enak Bila Ditanya, Dapat Apa Menulis di Kompasiana?

Menulis adalah mendokumentasikan kenangan...

Saya ngga tau, apa saya aja yang kadang ditanyakan pertanyaan yang ada di judul tulisan ini. Semoga teman - teman tidak. Kalau pun ada- ya kita toast aja...wkwk. 

Terkait Happy Birthday nya Kompasiana yang ke - 13, saya berterima kasih banyak sudah diberikan ruang untuk menulis. Untuk mengekspresikan pemikiran, opini, atau berbagi warna-warni kehidupan dan pengalaman. 

Sedari awal tujuan menulis ya untuk berbagi. Jadi ngga pernah kepikiran dapat apa atau dibayar berapa. 

Berawal dati kepindahan tugas dari kantor ke sebuah kabupaten kecil yang sepi dan jauh dari kata modern, Kompasiana ibarat pelarian. 

Ya lari dari kenyataan. Kenyataan di awal - awal pindah, ngga banyak orang yang dikenal. Kecuali rekan - rekan di kantor. Saya berada di zona beradaptasi. 

Budaya yang baru, pola kehidupan warganya, bahasa lokal, fasilitas dan infrastruktur yang tak semaju seperti di daerah sebelumnya...

Dan saya sendiri di sana untuk minimal 3 tahun ke depan. Ngontrak dan memulai semuanya dalam kesendirian demi masa depan. 

Semenjak tamat kuliah, saya ngga lagi berurusan sama tulis -menulis, seperti dulu waktu masih aktif di majalah kampus. 

Jadi daripada sendiri bengong, palagi pas weekend kerasa banget, saya biasanya ke warnet. Nonton film di situs LK alias Layar Kaca 21 kalo ngga salah namanya itu. Apalagi saat itu belum punya laptop sendiri. 

Nah...di warnet itulah, ndak sengaja nemu blog Kompasiana (K) tahun 2014. Akhirnya kepikiran buat nulis di K aja dah buat selingan. Membunuh sepi menantang hari. 

Dari situ akhirnya keterusan sampai  bulan sekarang di tahun 2021 ini. Senang aja dikasih kamar berupa blog gratis dari K untuk nulis apa ajaa ( sepanjang sesuai S&K). 

Saya juga senang bisa baca tulisan teman-teman di K yang berlatar beraneka profesi dan minat. Sungguh bermanfaat buat wawasan juga. Dari ujung barat sampai ujung timur Indonesia. Dari dalam negeri hingga luar negeri. Emejing Kakak:)

Hobi nulis di blog warga Kompasiana, akhirnya makin lama makin diketahui sama mereka - mereka di sekeliling saya. 

Ya orang kantor, keluarga besar,pasangan, teman - teman alumni di fakultas dulu, rekan- rekan di komunitas, dan yang lain nya. 

Mereka biasanya tau dari status WA karena kerap saya memposting di sana. Karena medsos semacam IG dan FB dari dulu belum minat bikin akun nya...hehe. 

Namun yang paling berat dari melakoni hobi menulis di K adalah ditanya berapa upah nya dan sudah dapat apa ajaa. 

Di luar dari K Reward yang puji syukur mulai rutin dapat di satu tahun terakhir, saya biasanya bilang menulis hanya tuk sharing saja, sesuai di akun profil. Karena ngga ada ambisi atau motif  yang lain. 

Di tahun 2018, saya pernah dapat merchandise dari Kompasiana karena menang kuis ato apalah jelang Kompasianival di tahun itu..(link tulisan ada di bawah)

Dokpri hadiah dari Kompasiana_2018

Makasih banget. Topinya masih tetap saya pakai sampai sekarang. Apalagj bila ke pantai ato ke gunung karena fungsinya sebagai penghalau panas atau dinginnya udara. Gelas minum nya juga. 

Dengan adanya logo dan tulisan K di kedua barang ini, kadang orang lain bisa mengenal apa hobi saya tanpa harus memberitahukan pada mereka. Karena sekali dua kali pernah alami pengalaman di tebak orang...dan tebakannya benar...haha. 

Bagi saya, menulis adalah hobi yang abadi. Bisa memulai di usia berapapun dengan beragam status dan profesi. Banyak pengalaman kehidupan dan pengalaman bekerja, bahkan pengalaman keseharian yang dapat dibagikan sebagai dokumen tulisan. 

Salam, 

Baca juga : https://www.kompasiana.com/adolfdeda/5c721dbdab12ae51e34378b0/hadiah-dari-kompasiana