Dan konflik yang tercipta akan makin panas, liar, melebar ke mana-mana bila masih bertali keluarga. Â Ada ikatan darah, ada jalinan emosional, dan persaudaraan antara ingin membela, ingin menghindar, atau ingin membantu.Â
Tiga hal umum dilakukan orang lain bila keluarganya menunggak kewajiban utang dengan perusahaan pembiayaan.Â
Kata keluarga dalam tanda petik di atas bisa bermakna keluarga sedarah, serahim, atau keluarga dari pihak orang tua atau kakek nenek (sepupu, keponakan, kemenakan, atau keluarga jauh). Biasanya keterkaitan dalam hubungan ini kerap digunakan sebagai kontak darurat dalam formulir pengajuan aplikasi.Â
Berdasarkan pengalaman, di luar dari tindakan yang dilakukan pihak pembiayaan, kecenderungan ini biasanya muncul dari pihak keluarga:Â
1. Menghindari tanggung jawab
Responnya atau pernyataan yang disuarakan biasanya sama dengan yang postingan kisah di atas, "Bukan urusan saya dan tidak ada hubungannya dengan saya. Dan bukan seizin saya juga mengapa dicantumkan kontak telepon saya" (Padahal sebelumnya bila sudah izin atau pun belum, petugas juga tak tahu...hehe).Â
2. Menyelamatkan nasabah asli
Adanya ikatan keluarga, kadang memunculkan rasa sayang dan tidak ingin dikejar terus soal kewajibannya. Akhirnya membantu menyelamatkan atau menyembunyikan keberadaan nasabah.Â
Bila dicari ke runah atau ditelepon, jawabannya tak tahu di mana keberadaannya atau dibilang sudah tak tinggal lagi di sini. Sudah berpindah alamat atau sudah di luar provinsi atau bahkan di luar negeri.Â
Kadang juga meminta tolong tetangga sekitar agar mengatakan hal yang sama apabila datang pegawai penagihan. Atau memberitahukan pada orang rumah, bahwa nomor yang bersangkutan sudah diganti dan mereka pun tak tahu berapa nomor handphone terbarunya.Â
3. Menanggulangi
Demi martabat dan nama baik, kadang pihak keluarga membayar kewajiban semua nominal utang atau meminta kebijakan diskon sebagai keringanan.Â
Ini kadang bukan karena keluarga nasabah orang mampu, tapi bisa juga berlatar sederhana namun karena ikatan darah dan tak ingin hidup tak nyaman gara-gara ditelepon terus atau kerap dikunjungi.