Lucu juga yaa...Mana saya belinya di hari terakhir sebelum besok pagi nya terbang jam 7 Waktu Indonesia Timur.Â
Dan itu pasar yang menjual koleksi oleh-oleh, bukanya ngga sampai jam 6 sore. Karena sejumlah agenda lain, nyampe sana sudah jam 4. Gercep dah.Â
Untungnya jam 4 di Papua, di kawasan Indonesia Tengah dan Indonesia Barat masih jam 3 dan jam 2. Jadi teman-teman pada lihat lalu pilih dan transfer uangnya ke rekening saya. Yupp...akhirnya terbeli semua semua. Termasuk Koteka.Â
Semua barang bisa dibungkus dengan baik dan rapih. Dibantu pelayan toko nya yang asli orang Bugis Sulawesi, namun sudah lama menetap di Papua. Aman dah. Tinggal masuk koper aja besok pagi.Â
Yang agak ribet dan hati-hati adalah KOTEKA.Kuatir patah dan retak. Resiko bila masuk bagasi. Ampun dah pesanan orang yang dihormati. Jangan sampe pecah-pecah kayak hati yang diselingkuhi mantan
"Kaka, koteka ini bawa masuk kabin saja. Biasa dorang yang beli di sini juga begitu," kata Si Mbak berhijab itu dalam logat Papua.Â
Baiklah kalo begitu. Kelar jam setengah 6 sebelum pada tutup semua toko di sana, saya sudah menumpang Taksi balik ke hotel. Persiapan buat besok jam 6 sudah di bandara naik Garuda terbang ke Bali transit via Makassar.Â
Rentetan kisah membawa Koteka :Â
1. Di Bandara Sentani Jayapura, Koteka tertinggal di ruang pemeriksaan X Ray dan Metal Detector.
Bandara Sentani sudah jauh berubah. Di tahun 2013 itu sudah dibuat berlantai dan kian modern.Â