Mohon tunggu...
Brader Yefta
Brader Yefta Mohon Tunggu... Administrasi - Menulis untuk berbagi

Just Sharing....Nomine Best in Specific Interest Kompasiana Award 2023

Selanjutnya

Tutup

Music Pilihan

Indonesia Jaya, Lagu Kebangsaan dengan Pesan Relevan Kekinian

17 Agustus 2021   14:49 Diperbarui: 18 Agustus 2021   09:58 2102
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

"Hidup tiada mungkin tanpa perjuangan tanpa pengorbanan......"

17 an di rumah bareng keluarga, ngga ada salahnya dengerin lagu-lagu kebangsaan di momen HUT RI. Salah satunya adalah Lagu Indonesia Jaya. 

Musisi Chaken M yang berpulang pada 2008 silam adalah penciptanya.  Almarhum mempercayakan Harvey Malaihollo yang kemudian mempopulerkan. Ketika browsing mengenai tahun pasti kapan lagu ini diciptakan, saya belum sempat menemukan. 

Ada klip versi original nya di YouTube dalam salah satu acara di TVRI. Bagi saya, lagu ini sedikit berbeda dengan lagu kebangsaan pada umumnya. Baik secara aransemen musik, notasi terlebih liriknya. 

Kala mendengar dua baris pertama, sudah menggeneralisasi bahwa hidup terus berjalan. Masa lampau  ke masa kini menuju masa depan. Ngga berhenti. Manusia meregenerasi.  

Dalam konteks kebangsaan, Indonesia sudah merdeka sejak 1945. Tapi tidak cukup sampai di situ. Masih ada  perjuangan mencapai kesejahteraan. Menjadi tantangan dalam hari -hari berikutnya, semenjak Presiden pertama hingga Presiden ke sekian di republik ini. 

Hari-hari terus berlalu

Tiada pernah berhenti....

Seribu rintang jalan berliku

Bukanlah suatu penghalang....

Hidup lurus dan lempeng aja, kurang berseni dibanding  meliuk-liuk kendati banyak orang tak suka melewati proses. Tapi dimana ada hidup yang mudah. Terlebih di jaman pandemik Corona yang sama -sama kita saudara sebangsa merasakan. 

sumber:vk.com
sumber:vk.com

Jatuh bangun, dihempaskan, bangkit lagi, ditikung, di PHP sama kebijakan PPKM pemerintah demi penanggulangan Covid. Serba dilema. Bak peribahasa seperti makan buah simalakama. Dimakan Papa mati, dimakan Anak juga wafat. 

Dalam kehidupan berbangsa dan bernegara, sejumlah tantangan akan terus di lewati. 

Mulai orde lama, orde baru hingga reformasi. Dari Presiden Sukarno, Soeharto, Habibie, GusDur, Megawati, SBY, hingga Pak Jokowi. Betapa setiap periode berhadapan dengan spesifikasi problema bangsa berbeda. 

Salah satu kunci menangani bersama adalah kerukunan. Realitanya sulit memang bikin rukun sesama warga. Karena jangankan masyarakat, rukun sesama anggota dewan juga berat. 

Menyatukan oposisi dan pendukung itu lebih berat dari rindu. Dua-duanya dibutuhkan sebagai penyokong pemerintah dan juga pengontrol kebijakan. 

Namanya rukun bukan berarti semuanya sama. Tapi bisa jadi berbeda - beda namun dengan kesadaran bersama, berusaha menciptakan atmosfer kerukunan demi kesatuan. 

Karena ngga mungkin membangun daerah, membangun negara, dilakukan sendiri -sendiri dan sepihak, bila ngga ada kesatuan hati, kesatuan visi, kesatuan kepedulian pada kepentingan bangsa. 

Hampir 2 tahun Indonesia di hadapkan pada tantangan virus Covid 19. Segala sektor dilumpuhkan, terutama kesehatan dan ekonomi. Rakyat menjerit, pemerintah pusing memikirkan beraneka langkah penyelamatan. 

Lagu ini diciptakan jauh sebelum Corona datang dan menghancurkan mimpi kita, harapan kita dan menunda bahkan membelokkan semua resolusi. Sebagian kita malah kehilangan orang-orang terdekat manakala berhadapan dengan Covid. 

Tapi apakah mesti menyerah? Apakah mesti mengibarkan bendera putih manakala merah putih masih layak berkibar di negeri ini. 

Tetap semangat, mari bersinergi berjuang lewati badai Corona demi Indonesia Jaya. Karena hidup tiada mungkin tanpa perjuangan tanpa pengorbanan. 

Selamat HUT RI ke 176...

Salam Merdeka 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Music Selengkapnya
Lihat Music Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun