Mohon tunggu...
Brader Yefta
Brader Yefta Mohon Tunggu... Administrasi - Menulis untuk berbagi

Just Sharing....Nomine Best in Specific Interest Kompasiana Award 2023

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Dinar Candy Adalah Kita dalam Keresahan Sosial dan Kebutuhan Konten Popularitas

6 Agustus 2021   16:19 Diperbarui: 6 Agustus 2021   17:54 377
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Namun menganalisa pada maksud dan tujuannya dibalik protes terhadap PPKM, sebenarnya DC ibarat sedang jualan juga. Dia tak beda dengan warga kebanyakkan memprotes kebijakan PPKM dengan langsung menujukan protesnya ke akun medsos Pak Jokowi.

Motif DC berbikini berharap setelah tayang di medsosnya, akan makin banyak yang like and subscribe. Makin banyak dikomentar, jadi viral dan diwawancarai para awak media. CD sengaja manfaatkan momen. 

Target DC bisa jadi bukan pada para pelintas dan warga yang melihat di sekitaran situ. Lagipula orang Indonesia itu akan risih dan malunya tinggi, apalagi lihat orang berbikini di depan mata. 

Tapi dibalik risihnya, ada malu malu mau dan kepo. Lha buktinya sejumlah video yang aneh-aneh dalam petik pun, bisa ditransfer link dan berputar dari gawai ke gawai hingga viral. Antara ingin tau dan ingin liat beda beda tipis. 

Sebenarnya niat jualan dalam tanda petik dengan cara yang salah, tak hanya dilakukan DC, tapi juga publik figur lain. Bedanya mereka mungkin ngga melanggar UU Pornoaksi, tapi UU lain. Misalkan UU Penyiaran dan privasi. 

Ketika artis menikah atau anak artis menikah, apakah itu bagian dari jualan dalam tanda petik dengan memaksakan pemirsa mau tidak mau harus menonton pada layanan publik? Sudah pasti, meski dibalut dengan tujuan yang bagi mereka baik. 

Pernikahan Raffi Ahmad Nagita Slavina, Anang Ashanti, hingga anaknya Aurel Hermasnyah dan Atta Halilintar, dengan menyiarkan secara live di TV sekian jam,hingga Presiden Jokowi pun diundang,  tujuannya jelas-jelas buat popularitas dan konten juga.

Lalu bagaimana dengan para politikus dan partai nya, yang rame -rame pasang foto narsis di baliho bersanding poster kemenangan medali emas Olimpiade atlet Gresya Polii dan Apriani Rahayu? 

Apakah itu jualan juga dalam tanda petik? Demi apa? Popularitas, sensasi atau nebeng cari momen agar tak lupa dirinya dan partainya dibalik ucapan ala kadar? Hehe...Motivasi dan niatnya bisa warga menilai sendiri deh...

Padahal bisa via medsos, mengapa sampai harus manual di pinggir jalan dan di tengah kota, sama kayak si DC cuman salah busana. 

3. Adab timur menolak, tapi pasar menerima

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun