Kita ngga tau seperti apa yang batin dan perasaan seorang Aburizal Bakri.Â
Tapi sebagai seorang Papa, semua orang tua menginginkan anak-anaknya bahagia kala mereka sudah ibarat hari,berada di ujung senja.Â
Realitanya,terlahir dari orang dipercaya oleh negara lalu diberi posisi sebagai Menteri, secara status sosial akan naik seiring nama besar orang tua.Â
Bukan hal aneh mengamati di masyarakat, warga membawa -bawa nama keluarga atau kedekatan darah dengan sang pejabat. Entah benar masih ada ikatan keluarga atau sekedar bualan. Â
Jamak terdengar ucapan seperti di bawah ini:Â
" Saya masih keluarga Bapak Bupati, jangan main-main dengan saya,"Â
" Saya ini keponakan Gubernur lho,"
"Saya anak Menteri,kenal ngga siapa orang tua saya?"Â
Contoh terbaru paling nyata soal ini, adalah berita dua hari lalu. Seorang pemuda 21 tahun mengaku keponakan seorang Brigadir Jenderal kala terciduk razia PPKM Darurat tak mengenakan masker.Â
Anak usia 21 tahun itu pasti kelahiran tahun 2000. Darimana generasi Z ini tau, kalo catut nama pembesar dan bilang masih keluarga, bisa diloloskan.
Apa dia belajar dari generasi sebelumnya atau dia sadar, ada "nilai jual" dibalik pangkat nama besar keluarga. Ato sudah banyak contoh nyata di republik ini.Â