"Ada yang bisa dibantu Bapak dan Ibu?" tanya teman CS di ruang depan.Â
"Kita mau ketemu Om yang keriting itu," jawab sang bapak.Â
Jelas tak ada lagi yang kriwil -kriwil di kantor selain diriku. Selain itu, di luar pekerjaan juga akan mudah akan lebih mudah mendapat sapaan kala bertemu.Â
Namun bila ngelakuin sesuatu yang ngga benar, juga akan lebih mudah diingat orang. Apalagi terhadap kebiasaan yang rasanya kurang baik, yaitu menggeneralisir dengan tipikal yang sama.
Pernah ada satu tindakan kriminal yang diduga dilakukan salah seorang warga yang kebetulan berambut keriting.Â
Saya ditanyakan apakah kenal dekat dengan pelaku atau mungkin tinggalnya berdekatan. Hehe...saya bingung karena memang tak tahu sama sekali. Â
Nah itu bahayanya. Padahal kemasan bisa sama tapi isinya beda...hehe.Â
3. Ada banyak barber shop, tapi pria rambut keriting cenderung ke tukang cukur Madura.Â
Pameo bahwa nasi padang identik dengan Orang Padang dan tersebar di seluruh Indonesia, rasanya hampir sama dengan Orang Madura identik dengan tukang pangkas rambut.Â
Dari Sabang sampai Merauke tak hanya berjajar pulau-pulau, tapi juga berjajar tukang cukur Madura...hehe.Â
Dibilang guyonan mungkin iya, tapi realitanya mereka yang mungkin sama-sama berambut keriting, lebih suka ke tukang cukur Madura dibanding ke salon atau barber shop. Lagi pula bisa ditemui di mana-mana, dari kabupaten ke kabupaten, minimal ada satu.Â
Lucunya pengalaman, bila tukang cukurnya ganti orang atau dirolling ke cabang terdekat di dalam kota. Karena sudah langganan, ketika mau nyukur, ditanya lagi, rambut dan kepalanya mau digimanain.