1. Bertanya pada diri sendiri: Bila bunga rendah sekali, bagaimana perusahaan itu membiayai operasional?
Ini logika sederhana. Keuntungan pelaku industri keuangan yang mengelola pinjaman, didapatkan salah satunya dari komponen bunga dan pendapatan admin.Â
Kalo ada yang kelewat murah banget, saking murah bahkan, tentu mengundang pertanyaan. Jangan-jangan....ini strategi tersembuyi yang berujung cilaka.Â
2. Ngga sinkron,ngga logis, ngga masuk akal.Â
Bisa dianalisa dari tabel cicilannya di atas dengan menghitung bunganya.Â
- 5 juta angsuran 12 bulan = 425 ribu/ bulan.Â
- Akhir masa kredit lunas semua = Rp 425,000 X 12 = Rp.5.100.000
- Profit : 5,1 juta - 5 juta pokok = 100 ribu .Â
Sangatlah jarang sebuah koperasi ngasih pinjaman 5 juta selama 1 tahun hanya untuk menunggu dapat 100 ribu setelah 12 bulan kemudian. Itu berarti per bulan cuma dapat Rp 8333,-.Â
Aduh mama sayange...beli paket data saja tidak cukup Kaka:)
Lalu koperasi itu mampu berikan plafon hingga 500 juta pada masyarakat di seluruh Indonesia. Berarti modal yang dikelola lebih dari 500 juta dengan modal milyaran.Â
Ngga singkron nya kalau punya modal sampai M M an, mengapa namanya masih Koperasi?Â
Padahal rata -rata usaha semacam koperasi simpan pinjam, modal dana yang dikelola tidaklah besar. Dengan modal terbatas, mungkin rasanya berat memberi pinjaman hingga setengah M. Â
Terus... dari mana bisa dapat sampai 500 juta? Kalo 10 orang bersamaan minjam sebesar itu keluar 5 Milyar, kelar donk itu Koperasi tinggal nama doank...hehe.Â