Berderet cafe, resto, pub dan kedai hiburan malam berada di sejajar dengan lokasi malam ini. Ke sanalah saya bergeser.Â
Musik menghentak bule bergoyang. Mereka bernyanyi di pinggir pantai berpasir putih. Di bawah terang bulan.Â
Saya memilih salah satu meja di sudut cafe yang bertema musik reggae. Agak menjauh dari panggung agar bisa mengamati lebih leluasa.Â
Seorang pelayan pria muda dengan rambut gimbal mendatangi meja saya.Â
" Kopi hitam satu...kopi lombok ya. Sama brownis coklat dua potong," saya mengorder
" Ngga coba coktail Mas?" tawarnya
"No thanks..." jawab saya
"This is our first time come to Indonesia...," jawab mereka kala kami berkenalan.Â
Pesanan pun datang. Mereka menikmati malam di Trawangan Gili. Aroma rokok mengepul di bibir merah, celana pendek sepaha, kaos oblong, dan botol bir yang isinya makin berkurang kala malam makin beranjak.Â
Musisi lokal dengan tampang reggae dan rambut keriting gimbal, bernyanyi di panggung yang berjarak 10 meter dari tempat kami duduk.