2. Ekpedisi luar pulau atau lintas pulau.Â
Saya pernah mewawancarai salah satu sumber yang kebetulan bekerja sebagai sopir ekspedisi lintas propinsi.Â
Sudah bukan rahasia lagi, bila dorongan biologis ketika jauh dari pasangan, tersalurkan di lokalisasi atau di warung remang-remang.Â
Dengan benderol harga yang lebih murah dibanding di penginapan hotel, mereka bisa mendapat layanan tersebut.Â
Sebuah sumber lain, yang dirahasiakan namanya, yang kebetulan berprofesi sebagai pekerja kontraktor dan kuli tambang, juga tak sungkan jujur mengungkap.Â
"Maklum Mas, jauh dari istri..biar ada pelampiasan," demikian tuturnya.Â
3. Ketidakharmonisan hubungan suami istri berujung mencari kepuasan seksual di luar rumah
Fungsi seks sebagai penerus keturunan, juga sebagai fungsi rekreasi. Memuaskan satu sama lain. Bila tak didapatkan dalam hubungan pernikahan, salah satu akan mobile ke luar.Â
Ungkapan bahwa laki-laki itu seperti charger sudah  tak asing lagi. Bila sudah lowbatt, dia akan ngecash di mana saja, asalkan bisa on lagi. Nah ini bahayanya kalo salah tempat ngecash nya. Bisa -bisa "korslet"  dalam tanda petik.Â
4. Layanan penjaja seks di mana-mana, semudah membalik telapak tangan.Â
Yang bilang seks itu tabu, mungkin harus berhadapan dengan realita bahwa jaman sekarang, bisa ditemukan di mana -mana. Mau online atau konvensional semacam Sarkem di Jogja, Deretan Wisma di Sanur Bali, atau mau yang daring atau offline, semuanya tersedia.Â