DAG DIG DUG....Memori 12 tahun lalu kala didiagnosa ada batu di kandung kemih muncul kembali.
Diliputi ketakutan ditambah badan yang mulai terasa demam dan sakit di bawah perut. Pikiran sudah menjalar ke mana-mana, hingga perasaan khawatir jangan-jangan ginjal saya bermasalah.Â
Pertanyaan terus muncul dalam benar, "Saya ngapain ya kok bisa sampai kencing warna berubah? Saya makan apa? Saya minum apa?"Â
Kalo ini penyakit kelamin, saya enggak pernah melakukan kenakalan atau rutin minum, tapi apa minumnya kurang banyak? Atau mungkin gara-gara nahan pipis?Â
Sore itu juga jam 6, saya langsungbergegas langsung ke dokter umum sambil membawa sedikit cairan kencing yang bercampur darah itu untuk ditunjukkan.Â
"Kok sampai merah begitu," kata sang dokter ketika sudah di dalam bilik pemeriksaan.
"Bahaya enggak dok ke ginjal?", tanya saya.
"Bisa ISK (Infeksi Saluran Kemih), tapi bisa juga ada batu sehingga kegores dan menghalangi jalan keluar urine," jawab dokter yang sudah jadi langganan saya berobat selama sekian tahun terakhir.Â
Kemudian, saya diberikan 3 buah obat, yakni Ciprofloxacin 500 obat antibiotik, Scopma plus untuk meredakan nyeri, dan Renax untuk membantu menghancurkan batu jika seandainya ada.
Dokter juga mengajurkan banyak minuman air putih selama 5 hari ke depan agar bakteri dan juga misalkan ada batu bisa keluar bersama urine.Â
Lalu, saya pulang pun dan melakukan seperti yang dianjurkan.Â