Just Sharing....
Tulisan ini hanya hasil penerawangan kepribadian media sosial dan rentetan kasus dibaliknya. Sebuah fenomena di dunia netizen.Â
Terkhusus pada Twitter, IG, Facebook dan sejumlah aplikasi pertemanan dalam tanda petik 'dewasa'.Â
Kita mungkin pernah membaca atau mendengar. Kejahatan kriminal media sosial dengan korban sejumlah wanita.Â
Pelakunya seorang pria narapidana yang sukses menyamar sebagai pria tamfan kriteria sang korban. Â
Dengan kreatifitasnya, dari sebuah bilik kecil dan pengap, dia merayu dan meraup isi dompet para perempuan pencari cinta.Â
Ternyata tak hanya uang yang didapat. Tapi juga foto vulgar dari ujung kepala sampai bawah perut.Â
Dari yang tadinya tertutup semua sampai terbuka semua. Weleh-weleh....
Media sosial dan jebakan topengÂ
Modusnya yang dilakukan pelaku sangatlah sederhana. Tak perlu putar otak sampai 180 derajat.Â
Cukup nol derajat saja alias kepala hadap ke depan. Mata melihat android.
Dua tangan bersinergi. Satu memegang gawai, satunya lagi meng scrol ke atas dan ke bawah.Â
Mencari akun para pria yang secara analisanya selain bisa menarik hati wanita yang kering kerontang cinta, tapi juga mampu memindahkan isi tabungan dan isi - isi lainnya milik mereka.Â
Lantas di Copy, Paste dan kemudian...Upload. Kelar sudah akun rekayasa si pelaku ini alias Bang Napi. Bila dirasa lama menunggu, Bang Napilah yang berinisiatif. Meluncur manja ke akun para korban.Â
Say helo lewat DM -DM beracun. Membuai dalam pujian.Â
Bikin sang target berfantasi ke awan asmara, manakala melihat foto Bang Napi yang sedemikan gagah dan keren.Â
OMG bangett...Sudah alim, cakep fisiknya, masa depannya terjamin pula.Â
Bukankah banyak wanita mendambakan calon pendamping semacam itu?Â
Lantas dari transaksi hati perlahan -lahan merambat ke transaksi asmara. Manakala hati terpikat,uang pun mengalir.Â
Buat modal masa depan kita nanti, demikian alasan klise.Â
Dan sang target pun klepak klepek. Bahkan permintaan pelaku untuk maaf, maaf foto telanjang pun dikasih. Dengan dalih keseriusan hubungan.Â
Tapi dengan berjalannya waktu, sang  target mulai sadar bahwa ada yang janggal dan aneh.Â
Tanda -tanda ketipu manakala pelaku menghindar kemudian menghilang.Akhirnya akun diblok.Â
Mau mengadu, takut malu. Teringat foto -foto minim busana.Â
Apalagi bila riwayat percakapan di screnhot dan dilihat publik. Ah betapa malunya.Â
Jauh lebih baik kehilangan uang daripada kehilangan harga diri. Akhirnya memilih diam dan tak mengungkit -ungkit.Â
Namun ada satu dua wanita perkasa yang rela berhadapan dengan rasa malu dan omongan orang. Melaporkan akun pelaku.Â
Dan hasil pengaduan tersebut membawa Sang Pelaku dicokok oleh pihak berwajib.Â
Dari mulut Si Bang Napilah inilah keluar pengakuan yang membuka mata pengguna medsos lain.Â
Ternyata rentetan korban begitu banyak. Para korban, yang rata-rata warga Netizen, di satu sisi begitu bersahaja di medsos.Â
Tak terlihat layaknya wanita haus kasih sayang, apalagi dibilang wanita gatel.Â
Namun manakala terjebak permainan Bang Napi, mereka hanyut dan terbuai.Â
Bukankah ini dua kepribadian yang berbeda dalam dua wajah?Â
Di satu sisi, Bang Napi yang sedemikian kumal dan dianggap sampah oleh sebagian masyarakat, malah bisa berubah jadi pangeran ganteng di media sosial.Â
Meninabobokan banyak wanita baik-baik.Â
Betapa bahayanya medsos dengan dua topeng, dua wajah dan dua keprbadian....Padahal orangnya sama lho.Â
Oh My God...
SalamÂ
Referensi :Â
1. Kompas
2. Okezone
3. Jawa Pos