Hiasan orang muda adalah kekuatannya....
Dear adik -adik pejuang SNMPTN....
Hidup itu anugrah dan masa muda adalah bagiannya. Ciri identik usia muda di kisaran usia 17 tahun hingga 19 tahun adalah sedang berada dalam level energi tertinggi. Dalam siklus hidup manusia, kalian ini ibaratnya sedang berlari menuju  puncak.Â
Di sekolah menengah, mungkin sebagian dari kita pernah belajar matematika mengenai ilmu trigonometri. Kita mungkin pernah melihat, bahkan mencoba menggambar grafik Sin (Sinus), dimana puncak tertinggi berada di sinus 90 derajat yang nilainya = 1.Â
Bila diumpamakan,adik-adik pejuang SNMPTN Â sama dengan grafik tersebut. Sedang menuju ke puncak tertinggi. Karena rata -rata usia puncak stamina dalam hidup manusia itu adanya di usia 25 tahun atau di pertengahan dua puluhan.Â
Masih ada 5 tahun atau 6 tahun ke depan tuk menggapai angan dan harapan dalam kehidupannmu, Mau jadi apa dan sebagai apa. Salah satu jembatan dari banyak banyak jembatatan menuju kesuksesan adalah ujian SNMPTN.Â
Sekilas Fakta dan Realita mengenai SNMPTN
Sebagai yang pernah kuliah, dan kebetulan juga lulus UMPTN, universitas negeri yang tersebar di seluruh Indonesia itu beragam. Makna beragam itu lantaran ada PTN dengan standar nilai masuk yang tinggi, ada yang sedang dan ada yang paling rendah.Â
Tapi bukan hanya itu, melainkan sejumlah fakultas atau jurusan, mensyaratkan skor nilai yang bahkan lebih tinggi dari program studi lain pada kampus yang sama.Â
Jadi bila saat pengumuman SNMPTN kalian alhamdulilah puji Tuhan ketrima, bisa jadi skor kalian lebih tinggi dari calon peserta lain, atau tak banyak saingan di jurusan yang diminati.Â
Tambahan lagi, bila kalian berasal dari kota atau kabupaten di seluruh tanah air, ada biasanya spot atau sejumlah kursi yang dikhususkan sebagai 'jatah'. Tentu ini juga berdasarkan seleksi dan melalui saringan di level universitas tujuan.Â
Bagaimana bila tak lulus? Itu bukan berarti kalian tak cerdas,tapi bisa jadi para pesaingmu di program studi tersebut jauh lebih tinggi nilainya, atau biasanya tingkat persaingan  meningkat.Â
Di satu jurusan bisa 1 kursi di perebutkan sepuluh orang ( 1:10),di sejumlah jurusan favorit bisa 1:40. Misal tersedia 100 kursi, tapi yang mendaftar 3000 peserta, berarti sederhananya 1 : 30, dalam artian 1 peserta mesti menyisihkan 30 peserta lain.Â
Perangkingan seperti ini hampir selalu dilakukan. Jadi bila salah satu dari kalian tak lulus,bukan berarti tak cerdas lho. Tapi bisa jadi belum masuk ke dalam kuota.Â
Umumnya sebuah universitas negeri itu, punya prodi yang tak semuanya sulit ditembus. Mereka punya fakultas dan jurusan yang favorit, tapi ada juga fakultas atau jurusan yang tak favorit.Â
Bila kamu nanti  mencoba di prodi yang tak favorit, dimana sedikit peminatnya, bisa jadi probabilitas nya jauh lebih besar tuk ditrima. Itu kalo memang kalian mengincar gengsi jadi mahasiswa di PTN tersebut, tanpa peduli jurusannya.
Yang penting kuliah di situ. Â Ada lho tipe -tipe calon peserta SNMPTN seperti itu. Masing-masing orang dan juga keluarganya, punya harapan yang beda-beda kan.Â
Namun yang perlu dipertimbangkan adalah, kuliah S1 itu kan perlu beberapa tahun dan butuh biaya. Jadi pilihlah yang terbaik. Â
Setelah pengumuman SNMPTN, what next Kakak?
Tuk yang lulus, congratulation. Selamat ya. Bagi yang belum ketrima, selamat juga. Dua -duanya punya kelebihan tersendiri. Kok Bisa? Ini alasannya, berdasarkan opini saya sendiri :Â
1.Bila kalian lulus
Senang boleh,bahagia juga tak dilarang. Namun yang terpenting, bukan bagaimana memulai, tapi bagaimana menyelesaikan. Ibarat nya, sudah dikasih kunci tuk ngebuka jadi penghuni universitas tersebut, yang bakalan seumur hidup kan nempel di biografi hidupmu.Â
Lengkapi semua persyaratan dan prosedur tuk pendaftaran kemahasiswaan. Sudah pasti proses perkuliahan dan akademik akan sedikit berbeda di masa pandemi dengan tahun -tahun sebelum Covid 19 melanda.Â
Satu hal yang pasti, setelah setahun dua tahun, kalian jalani perkuliahan nanti, kalian ndak ingat lagi momen dan euforio pengumuman SNMPTN seperti sekarang. Penyebabnya kalian akan disibukkan dengan beraneka tugas perkuliahan.Â
Fakta yang tak kalian sadari, ada beberapa temannu yang bisa saja gagal dalam proses perjalanan kuliah, karena satu dan lain hal. Tak bisa menyelesaikan hingga toga terpasang di kepala.Â
Itu mungkin jauh menyakitkan,mengalahkan semua kenangan bahagia kala ketrima. Yang ada di depan mata setelah kalian kuliah adalah bagaimana bisa lulus dari semester ke semester, hingga jadi Sarjana dan say good bye sama PTN mu.Â
Setelah itu....perjuangan yang sebenarnya di mulai.....di dunia pekerjaan. Karena fakta lain yang juga mesti kalian sadari, teman -temanmu yang tak lulus SNMPTN bisa jadi akan memilih tuk bekerja ato berbisnis di kala kalian masih sedang kuliah.Â
Mereka sudah punya  penghasilan sendiri, kalian masih nebeng dan minta sama orang tua. Giliran kalian sudah tamat dan susahnya cari kerja, mereka -mereka itu sudah nyaman dengan pekerjaan dan penghasilannya.Â
Nah mereka bisa saja demi masa depan yang lebih baik, akan kerja pagi kuliah sore ato malam. Pada waktu kelak mereka juga sudah jadi sarjana, endingnya adalah sama -sama kalian sudah punya kerja dan level pendidikan sama.Â
Itu mungkin yang dinamakan dinamika dan pilihan hidup.Â
2.Bila kalian tak lulus
Dunia memang belum kiamat kalo tak menemukan namamu tercantum kelulusan.Bila ada kesempatan lagi, Â berani mencoba lagi. Belajar dari kesalahan dan mengevaluasi apa kira -kira penyebabnya.Â
Stop membandingkan dirimu dengan teman -teman mu yang lulus, apalagi merasa minder. Kalo tak ketrima S1 di universitas negeri idaman, kalian bisa mengambil program diploma atau akademi yang jangka waktunya umumnya tak selama pendidikan sarjana.Â
Toh setelah gelar D3 di tangan, kalian bisa bekerja sembari melanjutkan ke tingkat sarjana, Atau nanti bisa S2 atau S3 di PTN tersebut (bila kelak mau ngambil master ato doktor).Â
Dari pengalaman sejumlah orang. sepertinya lebih mudah masuk S2 atau S3 di PTN dibanding S1. Yang sulit itu biayanya...hehe.Â
Terus mau ngapain kalo ndak lulus? Pengangguran donk...Ups, jangan berpikir pendek. Kalian masih muda, dan orang muda itu banyak energi yang bisa disalurkan pada hal -hal yang positif.Â
Apa saja?Â
a. Bila mau kuliah di swasta, banyak kok PTS unggul yang bisa dipilih. Makin kesini, kualitas PTS semakin bersaing dengan PTN, bahkan apa yang diajarkan di PTS bisa jadi tak diajarkan di PTN.
b. Dunia kerja, setelah tamat nanti, mayoritas tak mengacu pada lulusan PTN ato PTS, tapi melihat pelamar by pelamar berdasarkan kualifikasi pelamar itu sendiri. Meski ada sejumlah kecil yang maunya lulusan universitas tertentu, namun di dunia pekerjaan, sebagian besar kayaknya ngga mengacu ke sana.Â
Ini juga termasuk bila kelak mau jadi anggota dewan ato suatu saat, bila hidup membawamu jadi kandidat kepala daerah, mau lulusan manapun sepanjang ijazahnya legal, fine -fine aja. Realitanya tak semua anggota dewan, ato pejabat itu lulusan PTN.Â
c. Memperlengkapi diri dengan keahlian dan skill. Tujuan akhir setelah kuliah adalah bekerja, dan untuk bekerja, dibutuhkan ketrampilan dan skill, yang porsinya lebih besar tuntutannya, Â dibanding gelar pendidikan dan kuliahnya dulu dimana.
d. Belajar berbisnis. Temukan passion dan talentamu, lalu kembangkan. Bila suka otak atik kendaraan,bisa buka bengkel kecil-kecilan. Bila suka main musik dan bernyanyi, bisa jadi penyanyi di cafe atau di resto, dengan bayaran tertentu. (meski PPKM, ada kan yang masih buka namun dibatasi).Â
Suka masak, bisa buka online jualan. Suka nulis, yuk mari  nulis di Kompasiana misalnya. Kamu bisa juga bikin bisnis kecil-kecilan dengan sesama teman-temanmu. Pokoknya gali potensi di dalam diri, dan kembangkan.Â
Setiap anak  punya rejeki masing-masing. Dan rejeki tak ditentukan hanya dengan masuk PTN. Bisa kuliah, meskipun bukan di PTN, itu sudah beruntung karena masih banyak saudara -saudarii kita yang tak sempat mengecap bangku perguruan tinggi.Â
Temukan di dalam dirimu deposit -deposit berharga, yang bisa diberdayakan di usia muda. Umur -umur  di kisaran 17 tahun hingga 20 tahun, adalah usia -usia emas dalam hidup.Â
Sayang bila salah arah dan salah pergaulan. Kamu bisa memulai sekarang dan menuainya kelak di usia pertengahan atau akhir dua puluhan.Â
Ada sebuah lagu lama, milik salah satu musisi legendaris, Om Indra Lesman. Ketika dimasa tenarnya beliau, ketika lagu ini beserta lagu lainnya dalam sebuah album meledak di pasaran awal 90 an, seorang presenter berita menanyakan apa alasan dibalik lagu yang judulnya Aku Ingin ini.Â
" Waktu itu usia masih muda, punya banyak keinginan dan cita -cita...mau jadi ini,mau jadi ini...Lagu ini adalah curhat saya," jawab musisi Jazz Indonesia ini, yang juga ayah dari artis muda Eva Celia Lesmana.Â
So..buat kalian anak muda, apapun hasil pengumuman SNMPTN...lakukan yang terbaik dengan masa mudamu.Â
Salam,Â
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H