Itu mungkin alasannya banyak orang di era itu, ingin bekerja sebagai PNS,TNI/Polri atau sebagai pegawai BUMN, karena pilihannya tidak banyak selain usaha pertanian dan berdagang.
Tapi lain sekarang, ketika keran investasi makin terbuka, didukung perkembangan teknologi dan komunikasi digital, ragam pekerjaan makin melimpah. Bekerja dari rumah atau bekerja sambil traveling, atau bekerja sambil nyusuin anak juga bisa dilakukan.Â
Dengan demikian, mau mengajukan resign atau pensiun muda di umur berapa pun bahkan setelah pensiun pun, masih terus dapat bekerja.Â
Jadi bila ditanyakan mau kerja sampai umur berapa, pertimbangkan dulu realitanya, tapi jangan lupa pertimbangkan fakta-faktanya juga, seperti:
1. Masih ada cicilan ini itu kah? Berapa tahun lagi lunasnya?
Kalau resign, gimana cara konsisten membayarnya? Apakah dapat pesangon dari kantor, apakah nutupin buat ngelunasin. Kalau tidak dapat pesangon atau uang penghargaan, mau tak mau harus urungkan resign atau cari kerjaan lain terlebih dahulu.
2. Asuransi kesehatan dan fasilitas medis
Nah biasanya asuransi kesehatan ditanggung perusahaan selama bekerja, coba jika resign, otomatis BPJS dan lainnya mesti bayar sendiri.Â
3. Cek aset-aset yang dimiliki
Aset wujudnya bisa yang dapat dilihat seperti emas, deposito, kendaraan, tanah dan properti. Nah, aset tersebut bisa diberdayakan dan diputar untuk menghasilkan keuntungan. Sedangkan aset yang tak dapat dilihat, biasanya berupa keterampilan atau bakat, misalnya menulis di Kompasiana.
Paling tidak dengan rutin menulis di Kompasiana, Anda bisa dapat 100 atau 200 ribu per bulan sebagai pendapatan pasif. Atau kemampuan keilmuan, bisa jadi tenaga honorer atau dosen panggilan di salah satu perguruan tinggi.Â
Gali terus potensi diri dan kembangkan.Â
Baca juga :Â Kisah di Balik Sebuah Tiket, dari Adegan Hot di Kursi Penonton hingga Nyaris Tertipu Sopir Taksi
Salam