Melamar Pekerjaan - Kerja - Resign - PHK - Pensiun
Tahapan proses di atas lazim ditemukan dalam dunia kerja. Di awal usia produktif, seseorang mengajukan lamaran untuk bekerja. Setelah diterima, kemudian menjalani dedikasi sebagai seorang pegawai.Â
Sedikit cerita, saya punya seorang teman PNS guru di sebuah sekolah dasar, usianya 36 tahun. Dalam suatu waktu, kami duduk bersama ngobrol dan ngopi, dia berkisah bahwa ingin pensiun di usia 50 tahun meski batasan pensiun bagi tenaga pendidik seperti dirinya bisa hingga usia 60 tahun.Â
"Kalo usia segitu berhenti kan masih bisnis. Masih kuat dan sehat, tak apalah pensiun lebih awal", demikian pertimbangannya.
Lain pula salah seorang teman pegawai swasta dengan usia pertengahan 30-an, sudah pindah tempat kerja selama 6 kali. Bussett, itu tempat kerja apa kontrakkan? Perasaan, yang saya tahu dia mulai menapaki karir saat umur 22 tahun dan belum ada 15 tahun bekerja namun sudah bekerja di 6 perusahaan.Â
"Bosan ahh, mau setinggi apapun jabatannya tetap jadi anak buah. Tahun depan mau resign, mau usaha sendiri", katanya ketika saya bercanda menyoal dirinya yang mudahnya pindah-pindah perusahaan.Â
Berikut ini, hanya sekadar saran saja, bila ditanyakan mau kerja kantoran sampai umur berapa, mungkin bisa dijadikan pertimbangan dalam pengambilan keputusan:Â
1. Menentukan visi di dalam pekerjaan
Visi adalah gambaran masa depan dan mau jadi apa di umur sekian. Beberapa orang mengejar karir di usia sebelum 30-an atau awal 30-an, dan berharap sudah berada di posisi tertentu di internal perusahaan saat di usia terbilang muda.Â
Untuk sampai ke sana, beraneka cara pun ditempuh. Ada yang melalui penilaian kinerja karyawan terbaik, namun ada juga yang main belakang dengan menjilat dan menyogok manajemen. Mengapa hal tersebut dapat terjadi?
Pertama, karena iklim dan kompetisi kerja bisa berubah sewaktu-waktu terkait perubahan persyaratan untuk jenjang promosi.Â